Kolom Boen Syafi’i: PEREMPUAN DAN SI BUTO IJO

Boen Safi'iAlkisah, di sebuah hutan Haiti yang berdekatan dengan Kota Nganjuk, ada seorang perempuan syantik namun sebatang kara. Hidupnya di hutan belantara. Di tengah kesendirian itu, dia sebenarnya berharap agar memiliki seorang anak untuk menghibur hari-harinya.

Namun dia sadar, bahwa bisa punya anak darimana, jika suami saja gak punya. 

Di tengah lamunannya, tiba-tiba saja muncul sesosok makhluk yang menyeramkan tepat di hadapannya. Makhluk itu bertubuh besar, suka marah, suka gebrak meja, suka lempar hengpon, pake sarung tangan, dan juga suka joged-joged.

Cling …. Begitu suara saat kemunculan si makhluk yang diketahui bernama Buto Ijo tersebut. Meski menyeramkan, si perempuan tersebut tidak kaget, karena pernah bertemu sebelumnya.

https://www.youtube.com/watch?v=t1UPijOCjGs

Kata si perempuan: “Ada apa kamu ke sini lagi? Bukankah sudah aku bilang, aku tidak suka dengan pria penyebar hoax?!” Jawab Si Buto: “Aku ke sini hanya ingin memberimu seorang anak, kok, Yu.” Perempuan: “Apa? Anak? Hellooo, saya bukan kimcil murahan, tau?! Bukan muhrim kok minta berkelonria?”

Buto: “Bukan dengan cara kelon, Yu. Lagian aku sudah dikebiri, kok.” Perempuan: “Lantas, dengan cara apa kamu berikan aku seorang anak, hah?!” Buto: “Belahlah semangka ini, maka kau akan dapatkan seorang anak.” Perempuan: “Benarkah ucapanmu itu duhai remukan chiki?”

Buto: “Ho’oh, tapi ada syaratnya. Umur 5 tahun, dia harus kamu kembalikan. Piye, deal?” Perempuan: “Ya, sudah, aku terima syaratnya.” Lalu, terkabulah impian si perempuan untuk mempunyai seorang anak. Namun, sang waktu ternyata tidak bisa dihentikan peredarannya. Hingga tibalah sang anak tersebut harus diserahkan kepada si Buto Ijo karena umurnya sudah genap 5 tahun.

Cling …. Si Buto Ijo muncul lagi untuk menagih janjinya. Buto: “Serahkan anak itu padaku sekarang juga!” sambil matanya memerah. Perempuan: “Baik, akan kuserahkan anak ini, tapi jangan kau sakiti dirinya.”

Buto: “Itu urusanku, karena anak itu adalah milikku.”

Perempuan: “Ini, gendonglah dia.”

Setelah beberapa lama digendong oleh Si Buto, si anak tersebut pun menangis sejadi-jadinya. Sambil menangis, si anak pun berteriak: “Dasar Buto pelanggar HAM, penculik, penebar hoax, ngaku Islam tapi gak bisa Sholawatan, Sholat, Wudlu apalagi baca Al Quran!”

Si anak berteriak begitu terus dan berulang-ulang. Akhirnya Si Buto pun merasa risih dengan teriakan si anak, hingga akhirnya dia memutuskan untuk mengembalikan si anak kepada si perempuan tadi.

Buto: “Nyoh, aku gak mau anak seperti ini. Dia terlalu vokal dan kritis, dobol tenan.” Dan, perempuan itu pun menerima dengan senang hati, sambil berkata: “Good job, Di Paidi. Ayo goreng jemblem lagi.”

Paidi: “Ho’oh, Buto Ijo kok takutnya sama orang Jumatan, yo, Mak?”

Perempuan: “Huss, jangan keras-keras nanti kalau dia dengar, bakal joged-joged lagi.”

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.