Ada pameo yang mengatakan “di balik kesuksesan seorang laki-laki, terdapat perempuan tangguh di belakangnya”. Percaya cukur, gak percaya gondrong. Terbukti, seorang Firaun yang memiliki kekuasaan mutlak di negerinya, ternyata takluk juga oleh seorang perempuan yakni istri tercintanya.
Si firaun tak kuasa menolak keinginan istrinya yang ingin mengadopsi seorang bayi laki-laki yang ditemukanya di sebuah sungai.
Padahal waktu itu si Firaun memerintahkan dengan keras untuk memenggal setiap kepala bayi laki-laki yang baru lahir di negerinya. Berkat kuasa Tuhan, ternyata bayi yang mengambang di sungai itu selamat dari kekejaman si Firaun. Dan, bayi itulah yang bernama Nabi Musa As.
Dari dalam negeri, contoh yang paling konkrit adalah seorang presiden diktator yang memerintah selama 32 tahun lamanya. Ya, nama presiden itu adalah Suharto. Begitu jumawa dan berkuasanya Suharto ketika masih ada Ibu Tien di sampingnya. NU diobrak-abrik, PDI yang sekarang PDIP dihancurkan. Dan yang lebih sadis lagi adalah adanya laporan khusus yang berisi kegiatan Suharto “mancing”.
Vangke sekali, vukan?
Tetapi, akhirnya bumi datar eh bumi berputar. Garis tangan Suharto berubah total ketika Ibu Tien tiada. Kekuasaannya semakin lama dilawan oleh rakyatnya. Hingga puncaknya, si Suharto harus lengser ke prabon di tanggal 21 Mei 1998 silam, berkat andil besar dari Widji Thukul dkk.
Inilah kehebatan seorang perempuan, maka jangan pernah sekali-kali meremehkan peran mereka. Suksesnya kita juga berkat kesetiaan, doa dan cinta tulusnya terhadap pasangannya. Sebaliknya, hancurnya kita juga berkat ungkapan sedih, dari hati yang telah dikecewakan pasangannya.
Maka sebisa mungkin jangan mengecewakan hati pasangan kita, karena dari merekalah kesuksesan itu hadir di dalam kehidupan kita. Bila berkata “di balik kesuksesan seorang laki-laki, terdapat perempuan yang tangguh di belakangnya”, maka saya jadi teringat dan berkesimpulan: “Woalah pantesan si Wowo gak pernah sukses ya, ternyata….”.
Ahsudalah.
Salam Jemblem..