Kolom Boen Syafi’i: SEBAB KENAIKAN HARGA TELUR

Banyak emak-emak Kamvret yang mendemo pemerintah dengan alasan: “Kenapa harga telur ayam melonjak naik? Kalau telur gak bisa turun, mending pimpinannya yang turun.” Takkkjilll. Begitulah ucapan dan teriakan demonya emak-emak hedonis HTI yang pengen terus disubsidi hidupnya.

Kenapa harga telur naik?

Ternyata, pemerintah telah menghentikan impor telur berkualitas rendah yang telah lama beredar di pasaran. Hal ini berguna untuk menaikan taraf hidup peternak ayam petelur yang telah lama bersaing harga dengan ayam turis luar negeri.

Yang ke dua adalah membiasakan masyarakat Indonesia untuk mengkomsumsi hasil karya produksi anak bangsa. Selain juga pelarangan obat perangsang untuk ayam, supaya bisa bertelur dua kali dalam sehari pun berdampak pada harga telur saat ini. Dampak buruknya adalah kenaikan harga telur karena kurangnya stok di pasaran.

Dampak baiknya adalah, semakin berkualitasnya telur yang dikomsumsi karena tiadanya obat perangsang. Para peternak ayam petelur pun dialihkan untuk menggunakan obat herbal atau alami kepada ayam-ayamnya.

Opo sampean gak merasa kasihan jika ayam-ayam itu dipaksa untuk bertelur terus terusan? Coba kalau obat perangsang itu dikasihkan kepada manusia. Opo gak dobolen karena disuruh ngendok terus? Mbok yo jadi orang itu selain punya perikemanusiaan juga punya perikepitekan, toh?

Harga telur akan turun sendiri jika kita setiap hari rajin mengkomsumsi tahu tempe saja. Lha, wong si telur merasa diabaikan, lho. Jadi, tiada jalan lain selain menjual murah. Karena tahu tempe itu lebih hemat, lebih hebat dan jauh dari kata.

“BIDUREN”.

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.