Kolom Boen Syafi’i: TERORISME ADA KARENA PHOBIA

Phobia atau bahasa Rusianya keweden alias ketakutan yang tak berdasar. Virus phobia biasanya menyerang orang orang yang “cacingan”. Tidak bisa berfikir logis dan tidak siap untuk menjalani hidup, adalah ciri utama mereka. Dari kesekian genre phobia, ada satu phobia yang sangat fatal sekali bila sudah terjangkit dengan virus ini. Ya, namanya virus “phobia dalam beragama”.

Biasanya orang yang mengidap virus ini, selalu dihantui ketakutan terhadap umat agama lain, di dalam kesehariannya.




Takut akidahnya terganggu. Takut adanya Kristenisasi. Takut adanya kafirisasi. Takut adanya bid’ahisasi, atau malah yang lebih parah lagi adalah: “Takut kalau agamanya dizolimi dan dihancurkan oleh pihak penguasa.”

Namanya juga orang phobia, jadi ya, mana ada kedamaian di dalam hidupnya.  Padahal, arti Islam sendiri adalah kedamaian. Otomatis yang memeluk agama ini haruslah damai hati dan jiwanya. Damai dari prangsangka buruk. Damai dari fikiran kotor dan juga damai di saat menghadapi segala kesulitan yang ada.

Dari mana timbulnya kedamaian itu? Tidak lain dan tidak bukan hanya dari Dzat Yang Maha Damai, yakni Gusti ALLOH Ta’ala. Apapun yang dihadapi, maka percayakan selalu hanya kepadaNya. Niscaya Tuhan pun akan mempercayai kita sepenuhnya.

Terorisme adalah contoh konkret, bahwa mereka sangat jauh dari makna kedamaian yang diajarkan oleh Agama. Virus phobia sudah merasuk dan menjangkiti kehidupanya. Maka, ya, menjadi wajar jika mereka sering melakukan tindakan brutal kepada manusia yang lainnya.

Seperti yang diramalkan oleh Kanjeng Nabi sendiri, yang kurang lebih berbunyi: “Mereka mengaku Islam, tetapi ruh Islam sendiri keluar begitu cepat, bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya.”

Maka cikal bakal adanya terorisme sejatinya bukanlah kemiskinan, namun sikap intoleran yang didorong oleh sikap phobia yang berlebihan. Karena begitu peduli dengan virus phobia, maka grup band Sheilla on 7 pun pernah menyanyikan lagu yang berjudul “phobia”.




Diantara lirik lagunya adalah:

“Selamat tinggal kekasih gelapku, phoobiiaaa”.

“Semoga cepat kau lupakan aku, phoobiiaaa”.

“Kekasih sejatimu tak kan pernah meninggalkanmu”.

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.