Kolom Boen Syafi’i: TERORISME ITU BERMULA DARI RASA DENDAM DAN INTOLERAN

Sedikit banyak saya mengetahui gerakan HTI juga dari berkumpul dengan orang-orang seperti mereka, sewaktu dulu masih berada di Kota Ngalam. Di kota ini boleh dibilang, HTI dan Muhamadiyah berkembang dengan pesat. Dan, maaf, rata-rata orang-orang yang melirik HTI ini dari kalangan Muhamadiyah, bukanya orang-orang NU.

Berdasarkan pengalaman, orang-orang HTI pasti memilih PKS sebagai partainya. Entah kenapa.







Awal mula memperkenalkan gerakan mereka kepada orang yang masih awam, biasanya dimulai dari adanya seminar yang diadakan oleh kelompok mereka. Di dalam seminar, orang yang masih awam itu disuguhkan film-film dokumenter tentang adanya penzoliman terhadap agama Islam yang dilakukan oleh Yahudi Israel dan juga sekutunya Amerika.

Isi film itu berisi 100% kebencian terhadap Yahudi dan Amerika. Ketika hati sudah terisi kebencian, maka semakin mudahlah mereka mencuci otak dengan tindakan intoleran. Fatallah bila jiwa intoleransi sudah mengisi otak memori anda sebagai manusia. Dari intoleransilah awal mula bibit radikalisme dan terorisme itu berasal.

Yang ada, akal dan hati anda sudah dipenuhi oleh rasa kebencian dan dendam terhadap orang yang menentang gerakan khilafahisasi yang mereka perjuangkan. Saya pun mengambil kesimpulan sewaktu itu, bahwa idiologis HTI ini sebenarnya kasar menjurus brutal. Tetapi di kamuflasekan dengan berbagai kelembutan bila dipandang mata.

Pertinyiinyi, apakah eks HTI yang menjadi pelaku teroris akhir akhir ini?

Jawabnya bisa jadi, karena impian khilafahisasi di negeri menemui kegagalan. Dan orang orang yang putus asa seperti ini, mudah diprovokasi oleh otak teroris yang berafiliasi dengan ISIS.

Kenapa juga wilayah Jatim dan Polri yang menjadi target sasaran mereka?

Jawabnya, karena mereka dendam terhadap pemerintah terutama Polri, yang di back up oleh NU dengan basis massa terbesar ada di wilayah Jatim, yang telah menggagalkan upaya khilafahisasi di negeri ini.

So, berkomunikasilah dengan eks HTI, biar anda bisa membuktikan sendiri ucapan saya. Tetapi jangan coba-coba bila anda bukanlah warga NU ataupun seorang GUSDURian. Maka yang ada, anda keracunan fifis unta dan setiap harinya anda akan bicara: “Ya antum, ya akhi, ya busi wal sowaki.”

Salam Jemblem.







Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.