Kolom Boen Syafi’i: TIADA BANGSA LAIN YANG BISA MELEBIHI KECINTAAN TERHADAPNYA

Terlihat banyak manusia yang membawa buah dan sebuah berkat yang berisi nasi kuning lengkap dengan lauk pauknya, dan lantas ditaruh di langgar ataupun di Masjidnya. Untuk apa? Ternyata untuk menyambut dengan penuh suka cita, kelahiran dari Sang Pencerah Rosululloh Muhammad Saw.

Meskipun pakaian yang dipakai oleh mereka, berbeda dengan pakaian dari Rosululloh Saw yang bergamis dan bersurban.

Namun, tiada satupun bangsa lain yang bisa menandingi kecintaan terhadap Rosululloh Saw, melebihi dari kecintaan kaum sarungan di NUsantara.  Kok bisa? Tentu saja bisa.

Di saat bangsa lain menyebut Rosululloh Muhammad Saw hanya dengan sebutan Ahmad, atau hanya Muhammad saja. Maka bangsa NUsantara sejak dulu sudah sangat memuliakan beliau dengan menyebutnya sebagai Kanjeng Nabi Muhammad Saw.

TRADISI MAULID ADAT BAYAN (Lombok Utara)

Di saat orang-orang di tanah kelahirannya, memilih untuk tidak merayakan kedatangan Rosululloh Saw ke dunia, di saat itu pula ritual Maulidan untuk menyambut kelahiran dari Sang Pencerah Rosululloh Saw, sudah sangat berkembang pesat di Bumi NUsantara. Dengan penuh rasa haru, mereka bersholawat dan memuja muji kedatangan dari Sang Rahmatan Lil Alaamin ke dunia.

Namun, kira-kira datang kah Sang Pencerah Rosululloh Muhammad Saw itu ke dalam acara maulidan mereka? Ternyata, Rosululloh Muhammad Saw datang dan memandangi satu per satu wajah-wajah NUsantara yang memperingati hari kelahirannya. Sambil tersenyum haru, Rosululloh seolah-olah ingin mengucapkan rasa terimakasihnya, sambil mendoakan kebaikan untuk kita semua.

Ya, itulah Rosululloh kita yang senantiasa mendatangi umat-umatnya yang selalu mengingat dan meneladaninya. Jadi, bangsa mana yang sangat dicintai oleh Rosululloh Saw tercinta? Jawabnya adalah bangsa kita Indonesia tercinta. Dan Rosululloh Saw pasti akan sangat bersedih jika ada dzuriat nya yang malah ingin merusak kerukunan dan kebhinekaan di bumi NUsantara tercinta.

Allohumma Sholli ‘Ala Sayyidinaa Muhammad, Ya Nabiy Salaam ‘Alaika.

Salam Jemblem..








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.