Kolom Boen Syafi’i: TUJUAN ISLAM NUSANTARA

Suatu ketika, Si Jarwo berkata kepada bapaknya yang seorang Polisi: “Ini nih, pak, anak yang suka menjahiliku. Tampar saja nih anak, pak”. Kang Paidi, bapaknya Si Jarwo, tak lantas percaya dengan omongan anaknya. Maka ditanyalah si Muklis, anak yang dituduh oleh si Jarwo, oleh kang Paidi.

“Benar Klis, sampean menjahili anak saya?”

Kata si Muklis: “Tidak, pak, justru Si Jarwo yang memalak uang jajan saya dan menakut nakuti saya kalau bapaknya Polisi.”

“Gak percaya, tanya saja ke Bu Guru Waginem itu, pak?” lanjut si Muklis.

Setelah diklarifikasi, ternyata aduan Jarwo kepada bapaknya hanyalah fiktif belaka. Dan Si Jarwo memanfaatkan kedudukan bapaknya untuk menjadi tameng kenakalanya. Suka tidak suka, kondisi Jarwo itu sama halnya dengan peradaban oknum pemeluk Islam di dunia dan di Indonesia, yang semakin keblinger saat ini. Oknum yang memanfaatkan kemayoritasanya. Oknum yang bila mempunyai kekuasaan, menjadi brutal dengan segala nafsu kehewanannya.

Membunuh, memperkosa, menebar fitnah, adalah kebiasaan mereka bila berada di puncak kuasa. Seperti hanya gerombolan ISIS dan para Kamvret pemujanya. Tetapi bila sedang lemah, gaya melankolis pun dipraktekan oleh mereka. Katanya Islam dizalimi, Islam diperangi dan umat Islam harus berperang sampai titik darah penghabisan. Seolah-olah Islam itu hanya mereka dan mereka adalah representasi dari Islam sendiri.

Padahal, kata-kata yang mereka ucapkan bukanlah mewakili umat Islam secara keseluruhan. Mereka ini seperti nyamuk, kecil tapi membikin bising suara. Oknum pemeluk Islam seperti inilah yang sebenarnya merusak nama baik Islam yang diajarkan oleh Rosululloh Saw. Mereka salah, tetapi tidak mau mengakui segala kesalahannya. Malahan dengan sadar, mereka menuduh umat agama lain atau bahkan umat Islam sendiri yang tidak sefaham dan seidiologis dengan mereka.

Maka dimunculkanya gagasan Islam NUsantara dari para Kyai NU sejatinya untuk membendung gerakan takviri intoleran, berlaku bengis dan suka memvonis salah kelompok lainnya, tanpa mau mengintropeksi diri sendiri seperti gerakan mereka.

Sudah jelas bahwa tujuan Islam NUsantara adalah membesarkan Islam (kedamaian) dan menghilangkan Islamophobia yang ada di seluruh dunia. Maka pertanyakan di dalam hatimu? Jika anda setuju nama Islam kembali pulih dan diterima di seluruh dunia, dengan segala kedamaian dan rahmatan lil alaamin di dalamnya. Maka ikutlah NU dengan gagasan Islam NUsantaranya.




Ataukah, jika anda tetap memandang bahwa Islam itu harus beringas, emosian dan keras seperti ISIS yang menimbulkan Islamophobia atau ketakutan di seluruh dunia? Maka silahkan diminum lagi.

“Fifis Untanya”.

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.