Kolom Boen Syafi’i: YANG NUDUH PKI ANAK MAKAR

Gerombolan kamvret akan terus menerus menyebarkan fitnah bahwa PKI bangkit lagi. Apalagi di saat momen yang tepat, dengan adanya Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober. Weladalah, PKI yang sudah menjadi vangke kok ya masih saja diungkit-ungkit? Sebenarnya, untuk siapa sih fitnahan PKI mereka suarakan?

Jawabnya, untuk lawan politiknya si Prabowo lah tentunya.

Tetapi, ya, jadi wajar bila gerombolan kamvret ini sering menyebar fitnah. Bila menyebar prestasi dari junjunganya, mereka pasti akan kebingungan sendiri. Lha, wong, prestasinya kagak ada, terus apanya yang mau disebar? Kudanya atau kardusnya? Faktanya, orang yang mereka fitnah itu pernah diusung oleh partai tempat para kamvret bergelantungan saat ini.

Tidak percaya? Ini track recordnya.

Dulu sewaktu mengikuti Pilwakot di Solo, pasangan Jokowi FX Hadi diusung oleh PDIP PAN dan PKS. Adakah isu PKI waktu itu? Jawabnya NIHIL alias tidak ada sama sekali. Begitu juga saat Jokowi mengikuti Pilgub di DKI Jakarta, kali ini pasangan Jokowi Ahok diusung oleh PDIP dan Gerindra. Adakah isu PKI waktu itu? Jawabnya pun sama, yakni NIHIL alias tidak ada juga.

Namun, ketika berpisah dengan PKS Gerindra di perhelatan Pilpres 2014, kenapa isu PKI menjadi ada? Ya, tanyakan kepada Kak Emma saja, ho’oh kan, tante Firza? Logikanya, jika partai atau orang yang difitnah itu PKI, mana mungkin PKS yang ngaku partai paling ngeslam (padahal jav mania) dan Gerindra itu mau berkongsi dengan mereka.

Kalau toh PKI itu benar-benar ada, maka mereka akan muncul ke permukaan, untuk melakukan aksi demo seperti halnya gerombolan HTI yang memaksakan idiologi sesatnya. Tokoh- tokohnya pun akan bergerilya seperti halnya tokoh HTI Ismail Yusanto, Felix Kwetiaw, Neno Warisman untuk penghasutan massa di akar rumput.

Nyatanya, isu kebangkitan PKI hanyalah sekedar fiksi dan kebenarannya tidak pernah terbukti sama sekali. Kalau cuma sekedar buku yang berjudul “Aku Bangga Menjadi Anak Seorang PKI” itu dijadikan referensi dan bukti, maka di dalam buku “Dilema PKS: Suara dan Syariat” juga berhak dijadikan bukti, bahwa PKS adalah PKI pula.

Ah, suka nuduh PKI ternyata yang nuduh adalah anak dari gembong makar PRRI/ Permesta.

“Bang sopir, kiri, Bang, kiri. Saya mau turun.”

“Waduh, maaf, Mas, ke kanan saja, ya, jangan ke kiri.”

“Lho emange kenapa, Bang?”

“Kalau ke kiri, ntar saya dituduh komunis, Mas.”

“Weladalah, sopir ediaaaaaan.”

Salam Jemblem..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.