Kolom Boen Syafi’i: YO IKI SUROBOYOKU

Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur, sekarang sudah banyak berbenah. Dulu, kota ini begitu kumuh. Peceren atau air berbau serta sampah yang menumpuk ada di mana-mana. Sungai Kali Mas anak cabang dari Sungai Brantas pun kondisinya sangat memprihatinkan dan lagi pula kotor, berbau dan tak jarang digunakan sebagai tempat MCK oleh warganya.

Namun, itu dulu, sebelum kota ini dipimpin oleh seorang perempuan hebat kelahiran Kediri 57 tahun silam.




Ya, Ibu Tri Rismaharini atau biasa dipanggil warga dengan sebutan Bu Risma adalah namanya. Dengan kegigihan, keuletan, dan memberi tauladan dengan bergerak sendiri. Akhirnya, warga menjadi segan bila tidak ikut menjaga kebersihan kotanya. Karena melihat Wali Kotanya setiap hari dan setiap pagi buta pasti ikut menyapu bersama Pasukan Kuningnya.

Ya, dialah sang maestro penata kota yang lebih banyak bekerja daripada main perintah terhadap para bawahannya. Dia memberi contoh nyata, bergerak dan tidak hanya duduk di balik meja. Memang, Kota Surabaya belumlah sempurna dalam penataan kota dan warganya.

Namun, lambat laun kota yang penuh sejarah tentang heroisme ini diprediksi akan menjadi trend setter penataan kota di seluruh Indonesia bahkan Asia Tenggara. Selain itu, pujian juga harus disematkan terhadap warga kotanya.




Tanpa warga yang cerdas dan tidak gampang dibodohi oleh sentimen SARA terutama agama. Maka, mustahil pula mereka mendapatkan pemimpin yang hebat dan jenius dalam penataan kota beserta warganya.

So, inilah Jatim dan Surabayaku, Rekk.

Pemimpin yang kami pilih benar-benar sudah teruji kualitasnya. Bukan karena adanya hasutan, apalagi adanya politisasi ayat dan mayat. Enceng gondok kok dibandingne bunga Sakura?

Yo gak level Cuk, eh Cak.

Salam Jemblem..




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.