Kolom Darwono Tuan Guru: KEMANDIRIAN YANG BUDIMAN

Darwono Tuan GuruMengamati peserta didik baru, Kkelas X yang datang diantar orang tuanya, dalam hati timbul dilema. Di satu sisi, terasa senang,orangtua mau mengantar putera-puterinya di hari pertama masuk di sekolah kami, salah satu SMA swasta di Jakarta Timur. Di sisi lain, jujur, agak sanksi, terutama dengan kemandirian para siswa. Apalagi pada kenyataannya sebagian besar peserta didik diantar oleh orangtua perempuan, alias ibu atau mama.

Hal ini tentu bukan tanpa alasan tetapi, berdasarkan pengalaman, anak-anak yang sudah SMA, itu secara fisik (biologis) bongsor, namun secara sikap mental masih sangat kekanakan. Masih benar-benar sebagai “anak mama” .

Makanya, ketika mencoba mengupload foto-foto hari pertama sekolah di twitter dan membaca twit dari salah satu penulis ternama Kang Abik @h_elshirazy : Anak2 zaman dulu dididik mandiri, maka lagunya ini:

Sak iki aku wis gedheSekolah mangkat dheweOra usah diterakeBareng karo kancaneyang saya ingat sedikit beda : Sak iki aku wis gedheMangkat sekolah dheweOra usah dianterakebareng karo kancane.

Lagu itu seingat saya adalah lagu kenangan saya saat TK di Taman Kanak-kanak Pabrik Gula Jatibarang Brebes. Yang mengajari penulis adalah Bu Sri, yang kebetulan pendidikan 11putrinya satu kelas, bernama Rini, yang kemudian menjadi istri temen KPMDB yang sukses karirnya di KY.

Tentu saja, tulisan ini bukan dalam rangka menentang anjuran antar sekolah di hari pertama, justru sebaliknya untuk menyokong anjuran itu. Dengan catatan antaran fisik di hari pertama, harus teruas dilanjutkan dengan antaran non fisik sepanjang anak menempuh pendidikan.

Antaran non fisik yang penulis maksud adalah terus secara kontinyu mendorong putera-puterinya untuk bersemangat menjadi pembelajar yang budiman. Lagu Murid Budiman yang juga penulis dapatkan di bangku TK sangat terasa hantaran dan bimbingan non fisik itu mari kita renungkan :

Anak : oh ibu dan ayah selamat pagi, kupergi belajar sampai kan nanti (santun)

Orangtua : selamat belajar nan penuh semangat,rajinlah selalu tentu kau dapat (motivasi) Hormati guru dan sayangi teman, itulah tandanya kau murid budiman (Citra Diri)

Dua lagu anak-anak yang menjadi “penyuluh budi” itu jika dirangkai menjadi pembangun karakter unggul yakni : Percaya diri dan mandiri (mangkat dhewe ora usah dianterake, berangkat sendiri tidak perlu diantar) solidaritas sosial (bareng karo kancane, bersama dengan teman-teman), Santun (birul walidain), Memotivasi, Pembangunan Manusia Pembelajar, Kecerdasan Sosial, dan membangun Citra diri.




Oleh karena itu, setelah hari ini, hari pertama kita mengantarkan anak kita untuk mengenal Lingkungan sekolah yang baru, terus antarlah anak untuk menjadi manusia pembelajar. Bukan hanya dalam makna fisik, tetapi jauh lebih hakiki adalah mengantarkan anak kita dengan nilai-nilai sehingga anak kita benar-benar siap mengikuti pembelajar yang telah dirancang oleh gurunya.

Problema anak tidak siap memulai pembelajaran ketika di sekolah, yang kemudian bergesekan dengan guru, akan melahirkan kealfaan guru. Guru lepas kontrol, akibat tekanan target kurikulum yang terganggu. Hal inilah yang penulis rasakan sendiri setiap kali berhadapan dengan siswa yang tidak siap berproses dalam pembelajaran.

Semoga dengan keterlibatan orangtua di hari pertama, dengan hantaran fisik dan non fisik, yang dilanjutkan pada hari-hari berikutnya sepanjang putra-putrinya menuntut ilmu, insya Allah pendidikan kita menjadi tertib. Jika tidak, ya suasana kondusif hanya terjadi di hari pertama. Semuanya tergantung kita semua.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.