Kolom Edi Sembiring: PARA PETANI KARO ITU TELAH DITEMUI MENTERI — Aksi Jalan Kaki Menuju Istana Dilanjutkan

“Ketika hak-hak petani terganggu, demokrasi menyediakan ruang bagi mereka untuk menyuarakan keluh kesahnya”.

Selasa, 14 Juli 2020

170 petani Simalingkar dan Mencirim yang telah berjalan kaki selama 17 hari dari Medan, telah tiba di Pekanbaru (Riau) pada hari Sabtu, 11 Juli 2020. Mereka telah berjalan kaki dari Medan sejak tanggal 25 Juni 2020 menuju Istana Negara (Jakarta) menjumpai Presiden RI (Joko Widodo) untuk meminta keadilan karena tanah yang mereka tempati telah digusur paksa oleh Korporasi PTPN II.

Setelah berjalan kaki lebih dari 650 Km, mereka beristirahat di Kantor DPW PKB Riau di Kota Pekanbaru. Mereka juga mendapatkan bantuan makanan selama beristirahat untuk memulihkan stamina.

Para petani telah mendapatkan undangan dari Komisi VI DPR RI, hingga akhirnya 26 petani berangkat ke Jakarta sebagai perwakilan dari Serikat Petani Simalingkar Bersatu (SPSB) dan Serikat Tani Mencirim Bersatu (STMB). Dengan mengendarai mobil medis, mereka berangkat hari Sabtu (11 Juli 2020) dari Pekanbaru dan tiba di Jakarta hari Senin malam tanggal 13 Juli 2020.

Dewan Pembina Serikat Petani Simalingkar dan Mencirim Bersatu (Aris Wiyono) kepada Sorasirulo.com melalui pesan singkat WhatsApp (WA) menyampaikan, 26 orang perwakilan petani ini diterima di Kantor PBNU, Jakarta. Serta mendapatkan pelayanan Rapid Test gratis guna memenuhi protokol kesehatan di Jakarta.

Setelah melakukan Rapid Test, mereka difasilitasi tempat istirahat di kantor YTKI (Yayasan Tenaga Kerja Indonesia) oleh Kementerian Ketenagakerjaan.

Keesokan paginya (14 Juli 2020), sekitar Pukul 9.00 WIB pagi, para perwakilan petani mendapatkan kunjungan langsung dari Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, sebagai bentuk perhatian dan bentuk kepedulian bagian dari pemerintah.

Menaker berjanji akan meneruskan pengaduan tersebut kepada Menteri ATR/ Kepala BPN dan Menteri BUMN.

“Saya turut prihatin atas semua yang dialami oleh bapak dan ibu semua. Dan adalah hak bapak dan ibu semua untuk mencari keadilan sampai ke Jakarta sekalipun. Dan sebagai pribadi maupun Mentri, saya mendukung sepenuhnya perjuangan yang bapak dan ibu lakukan,” kata Ida Fauziyah.

“Saya akan teruskan kepada Kementerian ATR/ Kepala BPN, kemudian ke Kementerian BUMN,” kata Ida Fauziyah didampingi Karo Humas (Soes Hindharno).

“Ketika hak-hak petani terganggu, demokrasi menyediakan ruang bagi mereka untuk menyuarakan keluh kesahnya. Negara pun punya tanggung jawab untuk menyelesaikannya,” ujarnya.

Sulaiman Wardana Sembiring (Koordinator Aksi jalan kaki) mengatakan, aksi jalan dilakukan karena areal lahan dan tempat tinggal yang telah dikelola para petani sejak tahun 1951 digusur paksa oleh korporasi plat merah (PTPN II). Sementara para petani telah mengantongi SK Landreform sejak tahun 1984.

“Parahnya lagi, sebanyak 36 petani di Mencirim, yang ikut tergusur, sudah memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM),” tutur Sembiring.

Selanjutnya perwakilan petani pergi menuju Gedung DPR RI guna mengadukan nasibnya. Dan diterima oleh Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan antusias.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.