Kolom Eko Kuntadhi: BUKAN SOAL BEDA PILIHAN, TAPI ETIKA ZAKY YANG BIKIN ENEG (Sirulo TV)

Eko Kuntadhi

Pada ujungnya adalah soal etika. Bukan cuma soal boikot-boikotan. Bukalapak adalah salah satu unicorn Indonesia. Selain Bukalapak, kita juga punya Tokopedia yang asli milik anak negeri. Unicorn di sini maksudnya perusahaan start-up yang valuasinya di atas 1 milyar dolar AS. Jadi, begini. Presiden Jokowi kita tahu, memberi dukungan luar biasa pada karya anak bangsa. Ia mendorong perusahaan-perusahaan start-up untuk tumbuh dan berkembang.

Pemerintah bahkan membentuk tim khusus untuk mendorong beberapa start-up lagi untuk tumbuh menjadi unicorn baru.

Kepada Bukalapak perhatian Jokowi gak kalah. Ini ditunjukan Presiden hadir di acara ulang tahun BL. Suatu kegiatan yang jarang dilakukan Jokowi untuk menghadiri acara perusahaan milik konglomerat sekalipun. Saat acara itu, tentu saja, CEO BL Achmad Zaky bisa bicara banyak dengan Presiden.

Gak cuma datang, Jokowi juga meng-endorse Bukalapak di akun media sosialnya. Betapa beruntungnya Bukalapak mendapat perhatian besar dan tulus dari seorang kepala negara.

Sebelumnya, pertemuan Zaky dan Presiden beberapa kali terjadi. Bersama bos start-up lain Zaky punya banyak kesempatan melontarkan masukan dan gagasan.

Orang yang pernah berjumpa dengan Presiden Jokowi pasti tahu, ruang komunikasi gak susah. Jokowi bukan tipe Presiden yang banyak ngomong. Dia selalu memberi waktu orang lain untuk bicara. Dia selalu membuka diri untuk masukan.

https://www.youtube.com/watch?v=VorMCGN0qgQ

Apalagi jika datang dari pengusaha seperti Zaky.

Bukan hanya Zaky. Diajeng Lestari, pendiriĀ Hijup.com, juga baru saja diterima Jokowi di istana negara. Diajeng pasti merasakan bagaimana besarnya perhatian Presiden pada bisnis anak-anak muda. Diajeng adalah istri Achmad Zaky.

Jadi, kepada bisnis yang digeluti Zaky dan keluarga, Jokowi memang memberi support luar biasa. Dukungan dari seorang Presiden dinikmati Zaky dan keluarga yang menjadikannya kini kaya raya.

Lalu, apa balasan Zaky?

Baru saja dia menulis di twitter sebuah kritik, tapi kedengarannya lebih mirip cacian. Dia menyebut Pemerintah Jokowi ‘omong kosong’. Omong kosong artinya pembohong. Mirip gaya bermedsos anak PKS saat mendiskreditkan Jokowi.

Zaky mengutip data tahun 2010 mengenai dana R&D Indonesia. Berdasarkan data usang itulah dia menuding pemerintah Jokowi omong kosong. Kalau soal memelintir data, kayaknya Zaky meniru cara Prabowo atau Sandi.

Lalu, di bagian bawah twitnya dia berharap ada Presiden baru.

Hohohohoho… Luar biasa, bukan?

https://www.youtube.com/watch?v=ZE1a7F-pikE

Begini. Indonesia memang negara demokratis. Setiap orang bisa mengungkapkan dukungan politiknya secara terbuka. Itu gak masalah. Bahkan setiap orang bisa mengkritik Presiden kapan saja. Itu biasa. Kita menikmati berkah demokrasi.

Jika bos Bukalapak Achmad Zaky ingin memberi dukungan terbuka pada Prabowo, itu juga syah. Begitupun, jika ia ingin memberikan kritik. Tapi kritik pedas sampai bilang pemerintah omong kosong berdasarkan data palsu, justru ketika Jokowi telah memberi perhatian besar pada Bukalapak, rasa-rasanya lebih berkesan sebagai orang yang gak tahu terimakasih.

Zaky bisa saja mengkritik saat bertemu langsung dengan Presiden. Atau jika ia lupa, ia bisa menitipkan kritik itu kepada istrinya yang juga baru diterima di istana negara. Itu yang disebut orang dengan etika.

Tapi, gak begitu akhlak Zaky. Ia lebih memilih teriak-teriak di medsos. Mencaci pemerintah dengan sebutan ‘omong kosong’. Dan dia berharap ada presiden baru. Kampanye terbuka yang justru menantang Jokowi.

Setelah perhatian Presiden selama ini, Zaky membalasnya dengan berkata: “Lu tuh omong kosong. Gue mau presiden baru. Ape lu, ape lu?!”

Itulah perilaku seorang Zaky.

Itu juga yang membuat banyak orang geram. Kekurangajaran yang telanjang dipertontonkan bos Bukalapak. Jika kemudian ada seruan uninstall Bukalapak, saya rasa wajar. Zaky bebas menyatakan harapannya pada presiden baru. Orang juga bebas mau install atau uninstall Bukalapak. Terserah.

Saya sendiri langsung uninstall bukan karena berbeda pilihan politik. Tapi kekurangajaran dan gak tahu rasa terimakasih itu yang bikin saya muak. Orang begini gak pantas saya pakai produknya.

Toh, masih ada aplikasi lain yang bisa digunakan.

https://www.youtube.com/watch?v=YcFYG1Yx6lE

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.