Kolom Eko Kuntadhi: GATOT HADIR, PRABOWO MENDEM

Kemarin tersebar berita Jenderal Gatot Nurmantyo memuji-muji PKS sebagai partai yang bagus. Kemarin dia juga membuat heboh dengan isu 5.000 pucuk senjata yang dipesan di luar institusi militer dan Polri.

Sebelumnya, panglima TNI memberikan instruksi bahwa seluruh jajarannya wajib menggelar Nobar film G-30-S/ PKI. Seiring dengan makin menguatnya isu kebangkitan PKI yang dihembuskan kelompok-kelompok anti Jokowi.

Bukan hanya itu, saat demonstrasi 212 Gatot juga menyimbolkan seperti berempati dengan gerakan itu. Orang membacanya sebagai langkah mencuri perhatian publik untuk menjadi pesaing Jokowi nanti pada 2019.

Tapi, siapakah sebetulnya yang ditampar oleh langkah Gatot ini?

Begini. Jika kita baca ini adalah langkah politis Gatot mempersiapkan karir berikutnya menjelang pensiun, bisa jadi dia adalah lawan tanding Pak Jokowi nanti di Pilpres 2019. Sebetulnya hal itu tidak masalah.




Jika itu targetnya, saya rasa Jokowi akan membiarkan saja GN melangkah dengan memanfaatkan jabatan yang melekat padanya. Jokowi pasti mengambil pelajaran dari Megawati yang memecat SBY, lalu malah SBY yang mendapat limpahan simpati. Saya rasa GN akan dibiartkan saja sampai karir militernya selesai secara alami.

Memang sih, ada banyak pandangan kritis sebab di mata orang langkah GN itu dimainkan terlalu kencang, justru pada saat beliau masih menjabat sebagai Panglima TNI. Sebuah jabatan yang menuntutnya konsentrasi hanya pada masalah keamanan negara. Bukan ke arah kekuasaan atau politik.

Tapi jika dilihat dari kacamata yang lain, langkah kuda Jenderal Gatot ini justru mematikan langkah kuda beneran milik Pak Prabowo. Kalau dia sudah menarik hati PKS tentu saja koalisi permanen yang dibangun Gerindra-PKS malah jadi babak belur.

Pengantin Suku Karo

Jika akhirnya Jenderal Gatot dimunculkan baik sebagai Cawapres maupun Capres bukankah itu justru menutup peluang Pak Prabowo untuk maju lagi pada Pilpres yang akan datang?

Hitung-hitungan politiknya, gak mungkin dong, Gatot dipasangkan dengan Prabowo dalam Pilpres nanti. Sama-sama berlatar belakang militer, sama-sama Jawa, sama-sama muslim.

Oke-lah, kehadiran Gatot dalam hiruk-pikuk isu politik bisa dibaca sebagai angin baru bagi kelompok-kelompok anti Jokowi untuk terus merangsek. Mereka inilah sepertinya yang disasar GN untuk ditarik simpatinya. Tapi itu sekaligus bisa mengkandaskan mimpi Pak Prabowo untuk jadi calon yang kesekian kalinya.

Bukan hanya Pak Prabowo yang kandas dengan arah GN terjun ke politik. Putera Mahkota Cikeas yang diusung Partai Demokrat juga akan kebingungan mencari koalisi. Mereka bertiga: GN, Agus Hari Murti dan Prabowo punya latar belakang militer.

Sekarang terserah mau kita baca apa langkah GN ini dalam peta perpolitikan nasional. Dia akan menjadi lawan tangguh Jokowi. Atau sebetulnya dia sedang menutup jalan bagi Pak Prabowo dan AHY untuk maju dalam pertarungan Pilpres 2019?




Jadi, yang paling pusing dengan kehadiran GN di hiruk pikuk panggung politik ini, jelas bukan Pak Jokowi. Yang paling pusing adalah Pak Prabowo dan geng Cikeas.

Saya sih, senang-senang saja GN tampil menyuarakan hasrat politiknya. Walaupun sebagai panglima TNI yang sudah komitmen menarik diri dari politik, langkah itu tetap gak enak dilihatnya.

Apakah langkah GN ini menjadi tirai yang akan menutup mimpi Prabowo jadi Presiden?

“Mas, jangan ngomong-ngomong soal tirai dong. Nanti ada yang merintih,” celetuk Bambang Kusnadi.

“Turn Back Tirai!” teriak Abu Kumkum dari jauh. Saya lihat senyumnya mengembang.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.