Kolom Eko Kuntadhi: KE MANA LARINYA SUMBANGAN UNTUK PALESTINA?

Sebetulnya ini yang saya khawatirkan dalam gerakan bela Palestina. Itu dijadikan bahan mengumpulkan donasi, yang akhinya disalurkan secara salah. Saya sendiri sampai sekarang kukuh mendukung pembebasan Palestina dari agresi zionis Israel. Pandangan saya soal Palestina a sama seperti pemerintah Indonesia sejak zaman Soekarno. Tapi seringkali gerakan save Palestina disalahgunakan. Malah dimanfaatkan untuk mendukung gerakan yang bersimpati pada teroris. Ini hanya satu contoh. Taqi Maleek berpromosi mengumpulkan donasi untuk Palestina.

Terkumpul uang Rp 5 miliar.

Dari uang itu, Rp 1 miliar diserahkan pada PMI. PMI nanti akan menyalurkan secara resmi. Sampai di sini masih ok. Tapi ada dana Rp 500 juta diserahkan kepada sahabat Al Aqsha. Kita bisa lacak siapa Sahabat Al Aqsha ini.

Yang paling mudah, lihat saja kecenderungannya dalam konflik Syuriah. Sahabat Al Aqsha berdiri mendukung pemberontak memerangi pemerintah yang sah. Begini. Presiden Syuriah Bashar Assad adalah salah satu kepala negara di dunia yang sangat keras menentang Israel. Pembelaannya pada Palestina sangat terus terang.

Bersama Iran, Lebanon dan Jordania. Dan Assad untuk Palestina tidak terkira. Bahkan banyak pemimpin Palestina berkantor di Damaskus. Difasilitasi dan dibiayai oleh Assad. Karena pembelaannya itulah Bashar Assad dimusuhi AS dan Israel. Plus isu pipa gas yang akan dibangun melintasi Syuriah, yang dianggap merugikan kepentingan negara-negara Barat dan AS.

Karena perpaduan kondisi itulah mereka sangat antusias mendongkel Assad. Tapi mendongkel Assad gak mudah. Dalam Pemilu Assad menang. Dipilih oleh rakyatnya dengan suara 75%. Bahkan Pemilu yang baru saja digelar, 90% lebih rakyat Syuriah masih menginginkan Assad jadi Presiden.

Sekitar 2012 dimulailah petualangan itu. Sapuan Arab Spring ingin dibesarkan di Syuriah. Bermula dari protes kecil yang biasa terjadi di sebuah negara, tetiba di Syuriah terjadi kerusuhan besar. Ribuan orang dari luar Syuriah masuk negeri itu. Membawa senjata. Mau menguasai negeri yang tadinya makmur.

Di dunia dibangun narasi bahwa yang terjadi di Syuriah adalah konflik Suni-Syiah. Maksudnya Assad distempel Syiah. Dan yang menentangnya adalah Suni. Padahal Assad adalah penganut Islam Suni. Dan dia memerangi orang yang mau merebut negerinya secara serampangan.

Narasi konflik Suni-Syiah itu memang khas gerombolan garis keras. Mereka selalu mencari celah untuk memprovokasi perpecahan. Sekaligus sebagai promo mengundang para jihadis dari seluruh dunia. Ratusan ribu orang masuk ke Syuriah. Ngakunya mau jihad. Sebagian dari Indonesia. Bergabung dengan ISIS, Alqaedah, Jahat Nusra, atau gerombolan teroris lainnya.

Ketika gerombolan teroris itu terluka, rumah sakit Israel gercep menampungnya. Mengobati para teroris untuk kembali berperang di Syuriah. Jika Syuriah hancur, rezim zionis Israel senang. Salah satu musuh besarnya bisa diruntuhkan.

Jangan heran jika PM Netanyahu sendiri sempat membesuk langsung para teroris itu. Menyemangatinya. Untuk kembali berperang. Merampas tanah di Syuriah. Menjadikannya negeri gurun tanpa peradaban. Gak usah kaget jika para teroris itu gak pernah bermusuhan dengan Israel. Mereka hanya mengobrak-abrik negeri yang memusuhi zionis.

Libya juga hancur oleh kebuasan mereka. Jadi memusuhi pemerintah Syuriah sebetulnya adalah cara yang terang membela kekuatan zionis. Nah, ketika sebagian dana bela Palestina disalurkan kepada Sahabat Al Aqsha yang jelas bersimpati pada para teroris di Syuriah. Kita tentu heran. Bagaimana orang Indonesia mengumpulkan dana untuk rakyat Palestina, tapi justru sebagian dana tersebut disumbangkan kepada kekuatan yang terang-terangan satu kubu dengan kepentingan Israel.

Disumbangkan pada gerombolan yang bersimpati pada perusak negara yang secara terus menerus menentang agresi Israel. Menghancurkan Syuriah. Sama saja dengan menambah kekuatan zionis. Membela teroris di Syuriah, sikapnya sama dengan PM Netanyahu. Yang sangat serius mendukung ISIS dan Alqaedah di Syuriah.

Jadi, Rp 500 juta sumbangan Rakyat Indonesia. Justru diserahkan untuk membantu mereka yang bersekutu dengan kepentigan zionis. Kan miris!

Sebetulnya mereka gak benar-benar membela Palestina. Mereka hanya menggunakan isu Palestina untuk mengasong sumbangan buat kelompoknya sendiri. Kelompok yang gerakannya senada dengan zionis.

Kasian banget rakyat kita. Ketidaktahuannya tentang geopolitik justru dimanfaatkan. Kasian rakyat Palestina. Namanya hanya dijual saja.

“Kadang ya, mas. Orang yang terbiasa hidup dalam gelap, matanya akan sakit ketika melihat sinar matahari, ” Abu Kumkum seolah berfilsafat.

Sok, tahu lu Kum!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.