Kolom Eko Kuntadhi: PELAPOR YANG TERLAPOR

Setelah menyaksikan pawai anak-anak yang bernyanyi, “Bunuh, bunuh, bunuh si Ahok. Bunuh si Ahok, sekarang juga…” Kaesang, putera bungsu Jokowi berkomentar dalam video blog-nya, “Di sini saya bukan hendak membela Pak Ahok. Tapi mau mempertanyakan, kenapa anak seumur mereka bisa begitu? Sangat disayangkan kenapa anak kecil seumur mereka sudah diajarkan menyebarkan kebencian? Apaan coba itu, dasar ndeso!”

Lalu Kaesang dilaporkan ke polisi, dengan sangkaan penodaan terhadap agama. Logikanya orang yang melaporkan adalah mereka yang tersinggung dengan video Kaesang. Siapa yang pantas tersinggung? Siapa lagi kalau bukan mereka yang menebarkan kebencian.




Kan, komentar dalam video Kaesang memang mengkritik orang-orang seperti itu.

Ternyata benar. Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Hero Bachtiar mengatakan, pelapor Kaesang Pangarep, Muhammad Hidayat juga sedang dalam penanganan kasus di Polda Metro Jaya.

“Masih dalam penanganan kasus di Polda Metro Jaya, ada kaitan juga dengan ujaran kebencian,” ujar Hero di Bekasi.

Bambang Kusnadi, yang belakangan hobi mempeloloti layar HPnya, berkomentar.

“Di sini saya bukan hendak membela Kaesang. Tapi mau mempertanyakan kepada si pelapor, kenapa seorang setua dia bisa begitu? Sangat disayangkan kenapa orang seumur dia gak insyaf-insyaf juga dengan terus mengumbar kebencian. Apaan coba itu, dasar ndeso!”

“Wuihh, mas Bangbang, nanti sampeyan dilaporkan, lho,” ujar Abu Kumkum. “Bisa gagal cita-citamu jadi bidan.”

“Aku sudah insyaf Kang Kumkum, udah gak mau jadi bidan. Aku mau ikut sampeyan aja, mulai serius dalami beragama.”

“Jadi sekarang cita-citamu mau jadi apa, Mbang?” aku menyelak.

“Jadi Hajjah, mas…”

Foto header: Di sebuah desa Negeri Belanda, tak jauh dari Kantor SORA SIRULO Leiderdorp sebulan lalu (Fotografer: ITA APULINA TARIGAN)








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.