Kolom Eko Kuntadhi: PERISTIWA ALAM TERBESAR DI SEMARANG

Eko Kuntadhi

Di semarang beberapa hari belakangan ini beredar leflet ajakan sholat Jumat bersama Prabowo di Masjid Agung Semarang alias Masjid Kauman. Sepertinya Prabowo sholat Jumat nanti adalah sesuatu yang begitu menggemparkan dan menghebohkan. Hingga perlu disebar leflet segala. Peristiwa yang jarang-jarang terjadi itu perlu diinformasikan ke seluruh Semarang, agar warga di sana menyaksikan sebuah fenomena alam yang langka. Mungkin terjadi hanya 5 tahun sekali.

Sama seperti isu rujuk yang juga terjadi 5 tahun sekali. Itu juga sudah membuat pengikut Prabowo girang bukan main.

Tidak banyak orang yang berkesempatan menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, peristiwa Prabowo Sholat Jumat. Oleh sebab itu, panitia begitu berbaik hati agar seluruh warga Semarang bisa menyaksikannya.

“Bukan sulap, bukan sihir. Ini adalah salah satu dari keajaiban Pilpres. Ayo saksikan beramai-ramai di masjid Kauman, Semarang. Ajak sanak saudara. Ajak handai tolan. Jangan sampai ketinggalan,” begitu saya membayangkan jika tukang obat pinggir jalan mengumumkan sebuah informasi.

Tapi, Ketua Masjid Agung Semarang sebel. Sholat Jumat mestinya peristiwa biasa. Muslim lelaki, tiap Jumat ke masjid, itu biasa saja. Memang sudah seharusnya. Tapi kenapa ketika Prabowo mau sholat Jumat pendukungnya malah membuat leflet besar-besaran lalu disebarkan ke seantero Semarang. Ini mau Jumatan, apa mau kampanye?

https://www.youtube.com/watch?v=bDrtJxcrdUs

KH Hanief Ismail, ketua masjid, khawatir ibadah sholat Jumat yang mestinya khusyuk akan berubah menjadi ajang politik. Toh, selama ini sudah banyak tokoh yang sholat Jumat di Semarang. Tapi baru Prabowolah yang mau sholat Jumat, sudah nyebar leflet ke mana-mana.

Kyai Hanief takut masjidnya yang selama ini digunakan untuk berdekatan dengan Allah, lalu dipolitisir sedemikian rupa. Ibadah Jumat dijadikan sarana kampanye. “Saya khawatir melanggar aturan yang melarang kampanye di rumah ibadah,” tuturnya. Diapun meminta Bawaslu untuk mengawasi.

Kyai Habief cenderung tidak setuju dengan leflet Jumatan itu. Kesannya memang mirip kampanye.

Sebetulnya, yang namanya masjid, siapapun boleh saja sholat di sana. Wong Presiden Jokowi saja, kalau kunjungan kerja, tetiba kucluk-kucluk, mampir sholat. Kadang di mushola kecil, kadang di masjid di dalam gang, kadang di langgar yang karpetnya sedikit dekil. Atau di masjid yang lebih besar dan megah. Itulah tempat ibadah rakyat. Biasa saja.

Begitupun saat hari Jumat. Jokowi akan mampir ke masjid terdekat begitu masuk waktu sholat. Biasa saja. Jadi jemaah Jumatan layaknya muslim lainnya. Duduk di shaf bersama jemaah lainnya. Nyampur.

Rasa-rasanya gak pernah ada woro-woro Jokowi Jumatan di mana atau sholat Ashar di mana. Buat apa woro-woro untuk sebuah kegiatan yang rutin dikakukan? Melihat Jokowi sholat, ya 5 kali sehari. Sama seperti kebanyakan muslim lainnya. Biasa saja. Gak ada yang istimewa.

Sementara, sholat Jumat bagi Prabowo tentu merupakan momen istimewa. Amat sangat wajar jika pendukung Prabowo perlu membuat leflet besar-besaran. Momen Prabowo sholat Jumat, mungkin mirip dengan gerhana matahari total. Peristiwa alam yang gak rutin terjadi.

Jadi bagi warga Semarang, sepertinya mereka akan berkesempatan menyaksikan sebuah peristiwa bersejarah di Indonesia. Sebuah fenomena alam. Mendekati keajaiban: Prabowo Sholat Jumat!

Luar biasa.

“Mas, ayo tebak, nanti wudhunya bakal divideokan apa gak?” ujar Kumkum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.