Kolom Eko Kuntadhi: PESAN NATAL SANG IMAM

Eko Kuntadhi 4Di Prancis, dalam masa pengasingan, Imam Khomeini bertetangga dengan penduduk setempat. Ia pergi ke Prancis karena diusir oleh penguasa Iran yang korup, Syah Reza Pahlevi. Setiap pagi di pengasingannya itu, Imam jalan menyusuri jalan kecil, menghirup udara segar. Di sekitar pondokannya yang sederhana.

Murid-muridnya datang berkunjung. Mereka duduk di bawah pohon apel, mendengarkan nasihat spiritual tokoh besar penggerak Revolusi Iran itu.

Setiap akhir Desember, Imam selalu memerintahkan pada murid-muridnya untuk membeli gula-gula, kue dan berbagai makanan. Menjelang malam Natal, ia perintahkan muridnya untuk membagikan gula-gula dan kue kepada tetangganya.

Ia tahu. Para tetangga Prancisnya adalah penganut Kristen yang taat. Mereka bersuka cita merayakan hari bahagia, kelahiran Almasih Alaihissalam. Imam ingin ikut menyatakan suka citanya. Ia mengirimkan sekadar bingkisan kepada mereka. Kepada para pengikut Kristus.

Seorang wanita tua Perancis menangis ketika malam Natal itu pintunya diketuk, dan sebuah bingkisan diberikan kepadanya. Ia tidak menyangka, seorang yang berbeda keyakinan bisa begitu memperhatikan hari besar agamanya.

Tetangga Prancis lainnya pernah diwawancarai stasiun TV. Waktu itu Revolusi Iran sudah meletus. Imam Khomeini pun sudah kembali ke Iran, lepas dari belengu pengasingannya.

“Saya tidak tahu banyak, tentang lelaki tua berjanggut putih itu. Wajahnya bercahaya dengan senyum yang selalu hadir. Mungkin dia seorang Santo,” ujar tetangganya. “Setiap Natal kami selalu mendapat kiriman kue dan gula-gula khas Iran darinya.”

Bagi pencetus Revolusi Islam Iran ini, agama adalah jalan pembebasan. Agama mengajak manusia pada kesucian ruhani. Allah menghadirkan manusia-manusia suci sebagai peta jalan menuju keilahian. Puncak penghayatan agama adalah perjuangan manusia untuk membebaskan manusia lainnya dari ketertindasan dan ketidakadilan.

Coba simak kotbah Imam Khomeni, menyambut Natal. “Yesus Kristus adalah utusan besar yang misinya adalah untuk menegakkan keadilan dan cinta kasih, dan yang dengan ucapannya melaknat ketidakadilan para tiran dan pendukungnya.”

“Celakalah mereka yang berusaha melawan dan menentang ajaran Yesus Kristus dan semua nabi dengan menjadi antek dan penindas hak-hak bangsa-bangsa.”

“Wahai para pengikut Yesus Kristus, Ruhullah, bangkit dan tegakkan martabat Yesus Kristus dan kaum Kristiani, dan jangan biarkan para musuh dan penentang ajaran Ilahi yang menyebarkan ajaran palsu yang dilakukan para pendeta atas nama Yesus Kristus terhadap masyarakat yang tertindas di seluruh dunia.”

Sebuah ajakan revolusioner agar manusia memgembalikan kesucian ajaran untuk keadilan, kemanusiaan dan kesucian sifat ilahiah.

Saat berkesempatan mengunjungi Iran, saya beruntung bisa menengok kediaman Imam di Kota Qom. Rumah kecil yang sekarang jadi museum. Saya melihat sebuah ruangan mungil di pojok rumah, yang merupakan kamar Imam Khomeini. Seorang pemimpin Iran, negara yang kaya minyak dan hasil alam, mencukupi dirinya hanya dengan rumah sederhana.

Saya juga sempat berziarah ke makamnya di luar kota Tehran. Sekadar menyampaikan doa, kepada manusia yang seluruh hidupnya dibaktikan untuk membebaskan manusia lain dari penindasan dan keterasingan.

Dan pada Natal kali ini, saya teringat lagi pesan Natal dari seorang Imam Khomeni. Pesan Natal dari seorang Ayatulloh yang mengingatkan tentang misi suci kehadiran Yesus Kristus.

Selamat Natal saudaraku umat Kristiani. Selamat terus memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.