Kolom Eko Kuntadhi: POLITIC ALL YOU CAN EAT

Sekali gebrak, Gerindra berhasil ‘mengakuisisi’ PKS dan PAN. Ini berkat Sandiaga. Mulanya partai-partai itu ngotot minta jatah jabatan ini-itu. PAN yang merasa lebih besar dari PKS minta Cawapres. Seperti Pilpres lalu yang memajukan Hatta Rajasa. Tapi PKS juga ngotot. “Gantian, dong. Sekarang giliran gue.” Begitu kira-kira suasananya. Gak tanggung-tanggung. Ada 9 nama yang diajukan PKS.

Melalui Ijtima Ulama I, manuver PKS berhasil.

Nama Salim Segaf diusulkan mendampingi Prabowo. Nama lain, Somad kayaknya cuma aksesoris. Mana mungkin mereka mau mendorong Somad yang gak bisa membedakan tol laut dengan kapal selam.

Jadi penceramah yang melawak di atas podium, Somad OK-lah. Tapi untuk jadi Cawapres kayaknya belum ada potongan. Makanya hasil Ijtima Ulama I itu bisa dibaca cara PKS menekan Prabowo untuk memilih Salim Segaf.




Diantara tarik menarik itu, Demokrat melihat ada kesempatan. Didekati PKS dan PAN untuk membangun komitmen. Kayaknya tertarik dengan tawaran itu. Sayangnya ditunggu-tunggu komitmen SBY belum juga cair.

PKS tampaknya tidak mau bernasib seperti PPP atau PKB di Pilkada Jakarta lalu. PAN juga punya mengalaman yang sama. Waktu itu PAN, PPP dan PKB mendukung AHY. Tentu saja tidak ada makan siang yang gratis. Tapi sampai selesai Pilkada selesai, ketiga partai itu cuma diajak ngupi. Gak ada makan siang. Laper.

Nah, meskipun sudah didekati SBY, PAN dan PKS gak percaya begitu saja. Mereka nunggu waktu makan siang. Biar konkrit. Tapi boro-boro nasi, air putih saja tidak juga disuguhkan.

Sandi membaca peluang itu. Lalu dibereskan kedua partai itu dengan sekali kibas. Beres. Mereka manut.

Hasilnya, kini PAN dan PKS pasrah bongkokan. Mereka seperti diakuisisi oleh Gerindra. Bayangkan. Capresnya dari Gerindra. Cawapresnya Gerindra. Ketua tim suksesnya dari Gerindra. Eh, untuk menggantikan posisi Wagub yang ditinggalkan Sandi, Gerindra juga mengajukan M. Taufik. Padahal PKS juga sudah ngarep dapat limpahan kurai Wagub DKI itu.

Kader PKS dan PAN nasibnya seperti mendorong mobil mogok. Ketika sudah jalan mereka ditinggal piknik. Tentu saja elit partai sudah menikmati makan siang duluan. Makanya para elit itu seperti mengikhlaskan partainya ‘diakuisisi’ Gerindra. Sedangkan kader-kadernya gak dapat apa-apa.

Sandi dan Gerindra seperti memasuki restoran all you can eat, selagi bayar bisa makan semua. PAN dan PKS gak sadar, pengunjung yang datang ke restorannya gembul banget. Semua mau dihabisi. Gak disisakan sesikitpun untuk mereka. Kasian.




“Aku juga jual minyak angin, konsepnya sama, sekali bayar boleh dipakai semaunya di tempat. Asal semua bagian tubuh diolesi ya. Gak ada yang tertinggal,” ujar Abu Kumkum.

“Panas dong, kang?”

“Kalau panas, ya dikipasin…”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.