Kolom Eko Kuntadhi: SEJAUH BANGAU TERBANG, AKAN HINGGAP DI PANTAI REKLAMASI

Bangau mengangkat satu kakinya saat sedang bengong atau tidur. Anjing mengangkat satu kakinya saat sedang pipis. Sedangkan manusia berdiri dengan mengangkat satu kakinya, biasanya saat sedang kena hukuman di depan kelas.

Jarang ada manusia bisa seperti bangau, mengangkat kaki sambil tertidur. Apalagi cuma sekadar bengong. Bengong dengan mengangkat satu kaki, jika kamu bukan bangau, namanya bengong nyusahin. Bengong yang bikin pegel. Hanya pemain sirkus saja yang bengongnya bisa bergaya seperti itu.

Tapi yang namanya manusia bisa bergaya model apapun. Apalagi cuma bergaya bangau. Kakinya diangkat satu, sayapnya dikibaskan lebar-lebar. Lalu dipotret, cekrek! Sebab pada dasarnya manusia adalah mahluk yang sifatnya sama dengan bangau, sejauh-jauhnya manusia terbang kembalinya ke airport juga. Karena sifat itulah Jokowi akhirnya ngebut membangun banyak Bandara di Indonesia. Sebab jika Bandara tidak dibangun, nanti manusia akan benar-benar jadi bangau — terbang jauh, tapi tidak mau pulang ke rumah, malah nyebur ke kubangan.

Dengan membangun bandara Jokowi ingin membedakan manusia dengan bangau juga dengan kerbau. Kubangan, selain jadi tempat bangau bengong dengan mengangkat satu kakinya, juga tempat kerbau bermalas-malasan. ‘Mandi lumpur; istilahnya.

Sedangkan manusia sifatnya jelas, tidak mau kejeblos ke kubangan yang sama untuk keduakalinya. Semua manusia bersikap seperti itu kecuali kampret. Jika manusia akhirnya kejeblos ke kubangan yang sama, itu sama saja orang miskin di Jakarta yang berharap DP rumah 0%. “Emangnya rumah nenek, lu?!”

Lupakanlah DP 0% itu. Kamu tahu, hanya bangau yang percaya dengan program itu. Lalu, bagaimana dengan program pengembangan entepreunership, satu kecamatan, satu pusat pengembangan usaha?

Kita tidak tahu nanti hasilnya, tapi yang kita tahu Rp 1,5 milyar akan digelontorkan untuk program itu pada tahun ini. Itu hanya untuk program pelatihan. Dananya sudah ada pada APBD Perubahan 2017. Siapa yang melatih? Ternyata sudaha ada tim yang dibuat, dengan Indra Uno sebagai ketuanya. Bagaimana fungsi Dinas UMKM, Dinas Perdagangan, dan Dinas terkait lainnya dengan program ini?

Mbuh!

 

 

Yang paling seru adalah soal reklamasi. Tampaknya ini akan jadi isu politik baru Pemda DKI untuk menyerang pemerintah pusat. Kita tahu, reklamasi pantai Jakarta itu rumusannya dari Keppres jaman Soeharto. Bukan kapasitas Pemda juga membatalkannya.

Nah, pemda yang akan dilantik ini, isu yang dibawanya berubah-ubah. Saat kampanye mereka menolak, lalu berubah jadi setuju, kini menolak lagi. Saya rasa penolakan yang terakhir bukan karena penolakan beneran, tapi agar bisa melakukan konfrontasi dengan pemerintah pusat.

Isu ini akan jadi amunisi baru untuk menyerang Jokowi.

Saya membayangkan, selama 2017 sampai menjelang 2019, Pemda DKI ini akan menjadi batu sandungan serius untuk menggulirkan isu-isu yang berseberangan dengan pemeirntahan pusat. Dan itu akan dimulai dengan isu reklamasi.

Pepatahpun berubah, sejauh-jauhnya bangau terbang, dia akan berkubang di pantai reklamasi juga.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.