Kolom Eko Kuntadhi: SQUISHY DAN STRESS PILKADA

Tahukah kamu apa itu Squishy? Ini adalah jenis mainan yang bisa dipencet-pencet. Menurut Aleta Indira Rahma, seorang ahli Squishy, benda ini berguna untuk menghilangkan stress. Caranya, pencet- pencet Squishy semaumu. Stress akan hilang seketika.

Misalnya saat PR-mu banyak dan abangmu sibuk main game. Ketika kamu belajar, suara game dari HP abangmu terus menganggu. Maka pencetlah Squishy.

Apakah setelah memencet Squishy abangmu akan berhenti main game? Tidak juga. Oleh sebab itu selain Squishy, kamu juga membutuhkan tempat pencil. Gunanya untuk menimpuk kepala abangmu yang keranjingan game. Nah, kalau abangmu marah larilah ke lemari es. Di sana masih ada eskrim Cornetto kesukaannya. Ambil buru-buru lalu serahkan padanya.




“Tidak ada mahluk Tuhan yang tetap marah sehabis disodorkan Cornetto,” ujar Aleta.

Aleta punya tips untuk memilih Squishy yang baik. Pertama, Squishy harus soft atau lembut. Ini bisa kita rasakan pada permukaannya. Squishy yang kasar tidak akan dipercaya sebagai Squishy. Orang akan menganggap itu sebagai batu bata. Jadi, perhatikan benar kelembutan Squshy.

Ke dua, slow. Pencetlah Squishy sebisanya, lalu perhatikan. Apakah dia akan kembali ke bentuk semula dalam waktu cepat atau malah sedikit lambat? Nah, semakin lambat reaksi Squishy itu menandakan kualitasnya makin bagus.

Jangan salahkan jika di depan penjual Squishy Aleta bisa bertahan hampir satu jam memencet-mencet seluruh stok yang ada.

“Sebelum membeli, saya harus perhatikan betul kualitasnya,” tutur peraih gelar doktor bidang anatomi Suqishy ini.

Menurut Aleta, Squishy hanya cocok dibeli minimal seminggu sekali. Dia menyarankan, sebelum membeli Squishy cobalah memasang wajah memelas kepada orangtuamu. Jika tidak memasang wajah seperti itu, orangtua biasanya lupa mampir ke penjual Squsihy. Jika pasangan wajah memelas tidak mendapat perhatian, kamu boleh sedikit ngambek. Atau jalan yang paling ekstrim tetap mematung di depan penjual Squishy tidak mau beranjak ke mana-mana.

“Cuma ayah yang pelit yang tidak mau membelikan anaknya Squishy,” katanya.

Menurut Aleta, biasanya ortu yang tidak mau membelikan Squishy adalah ortu yang belum gajian.

“Tapi jika pada tanggal muda ayahmu tidak juga membelikan Squishy, itu tandanya dia kebanyakan kartu kredit. Uangnya habis buat bayar cicilan.”

Menurut Aleta, bangsa Indonesia saat ini membutuhkan banyak Squishy.

“Hidup tanpa Squishy seperti anak kecil tanpa mainan. Hambar dan garing.”

Lalu apa hubungannya Squishy dengan mahar Parpol Rp 40 Miliar?

“Mahar itu apaan, sih?” jawab Aleta.

Jika master Squishy saja tidak melihat ada hubungan signifikan antara Squishy dengan mahar Pilkada, apalagi kita. Biarlah ke dua masalah itu berjalan di relnya masing-masing.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.