Kolom Eko Kuntadhi: TUHAN BUKAN PETUGAS ADMINISTRATIF

Mbah Maimun usianya 90 tahun lebih. Duduk di sampingnya Jokowi. Ia diminta berdoa. Ia mendoakan kemenangan Jokowi saat Pilpres. Usia tuanya membuat ia terselip lidah. Nama Prabowo disebut. Tapi Mbah Maimun juga menyebut orang yang duduk di samping saya ini. Artinya Jokowi.

“Jadikanlah Ya Allah orang di sampingku ini Presiden, Presiden ini (yaitu) Pak Prabowo, jadikanlah dia Ya Allah untuk kedua kalinya dengan perolehan suara yang banyak.”

Mbah Maimun duduk bersama Jokowi. Berdoa untuk Jokowi. Dan Jokowi sedang bersiap menjabat Presiden untuk keduakalinya. Hanya saja lidah tuanya terpleset. Nama Prabowo tersebut.

Tapi, oleh pemandu sorak Prabosan seolah doa itu serius ditujukan oleh Mbah Maimun untuk Prabowo. Mereka membuat meme dan ledekan di mana-mana.

Emang pada dasarnya kaum gak beradab. Bahkan mereka membully Mbah Maimun.

Ketika mereka menyebarkan meme, rasanya sangat aneh. Bukankah mereka ini mengaku bahwa Tuhan itu mengerti maksud dan hati manusia? Bahkan makna kata hati yang paling dalam. Apalagi yang disampaikan dalam doa. Apakah bagi mereka Tuhan itu sejenis petugas administratif yang mengabulkan doa hanya berpaku pada teksnya? Padahal konteksnya jauh berbeda.

Konteksnya, saat itu Mbah Maimun Zubair duduk berdampingan bersama Jokowi. Ia ngobrol bersama Jokowi. Ia menasehati Pak Jokowi dengan berbagai wejangan. Ia menerima tamunya dengan akhlak seorang kyai besar.

Dalam doa ia menyebut orang yang duduk di sebelah saya ini. Dan Jokowi yang duduk di sebelahnya.

Tapi sudahlah. Para penyembah Tuhan administratif sedang gembira. Hanya karena ada orang salah ketik. Dan kesalahan itu juga sudah ditip-ex.

“Mbah Maimun memang kyai luar biasa, mas. Dia bisa mendoakan Jokowi dengan tulus, sekaligus bisa menggembirakan pendukung Prabowo,” ujar Abu Kumkum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.