Kolom Eko Kuntadhi: VAKSIN HALAL?

Vaksin Covid19 masih diujicobakan. Di Indonesia yang sedang diujikan adalah vaksin buatan Sinovac (China) dan buatan Lembaga biologi monukuler Eijkman. Jika proses uji coba ini berhasil, gak lama lagi kita akan memproduksinya.

PT Biofarma siap dengan kapasitas produksi setahun sampai 50 juta vaksin. Kapasitasnya bisa ditingkatkan sampai 100 atau 150 juta.

Berita ini membuat kita bernapas lega. Sudah lama banget kita setengah terpenjara dengan kondisi Covid19. Apalagi belakangan jumlah pasien positif terus meningkat. Seluruh daerah di Jakarta, misalnya, termasuk zona merah.

Menunggu vaksin merupakan momen penantian paling penting abad ini. Bukan hanya kita. Seluruh dunia juga menantikannya. Sebab hal itu akan menjawab bagaimana manusia akan menjalami kehidupan setelah ini.

Kalau uji coba tahap akhir selesai dengan hasil memuaskan, pada Januari 2021 nanti vaksin mulai disuntikan. Dan setelah itu kita berharap hidup kembali normal. Sebuah harapan yang sederhana tapi kini jadi sangat mewah.

Di tengah suasana seperti ini, tetiba MUI teriak: “Harus dipastikan vaksinnya melewati uji kehalalan.”

Saya gak tahu apa maksudnya. Berhasil ditemukan saja kita sudah bersyukur banget bisa lolos dari virus maut itu. Kenapa harus dibuat ribet lagi?

Okelah, gue berharap ketika diuji halal nanti vaksin itu lolos ujian. Pertanyaan saya simpel: Gimana kalau ternyata gak lolos? Maksudnya, ketika MUI ogah mengeluarkan sertifikat halal.

Kalau gue sih, cuek. Pemahaman gue, menjaga kesehatan dan jiwa jauh lebih penting dalam prinsip syariah ketimbang sertifikat halal yang formalistik kayak gitu. Gue rasa sebagian orang juga mikirnya sama kayak gue.

Mungkin ini jadi ladang bagus buat mereka yang antivaksin untuk mengkampanyekan ideologinya. Jadi, karena pasti di tahap-tahap awal jumlah produksi vaksin amat terbatas. Penolakan mereka sangat bermanfaat buat kita yang membutuhkannya.

Soal resiko kalau mereka menolak vaksin, ya biarin aja. Mereka yang nikmati sendiri. Toh, Tuhan sudah menganugerahkan kita akal sehat. Bagi yang gak mau menggunakannya, zaman akan menjawabnya tuntas.

“Mas, kalau vaksin galau, ada gak sih?” tanya Abu Kumkum.

Tanya sana sama rombongan KAMI!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.