Kolom Ganggas Yusmoro: AIR MATA BUAYA UNTUK PALESTINA (Drama 1 Babak)

Menyaksikan Demo Untuk Palestina, dengan Atribut bendera Palestina dan syal yang dipakai, kita seperti melihat adegan film kolosal. Kita seperti disuguhkan sebuah keadaan dimana demo yang sebenarnya ingin berempati kepada Palestina yang selalu dalam kemelut, sepertinya hanya cukup dengan memakai syal.

Namun, ketika dalam orasinya mereka selalu meneriakkan yel yel “Ganti Presiden”, topeng-topeng mereka mengelupas sendiri. Yang ada hanya seperti menunjukkan bahwa ketololan sedang jadi trand di kalangan para pembenci Jokowi.







Ketika Kedutaan Palestina yang berkantor di Jakarta mengeluarkan pernyataan keberatan dan menyesalkan benderanya dipakai untuk kepentingan politik para Pembenci Jokowi, apakah itu pernyataan yang masuk akal? Ya, jelas masuk akal. Tentu pejabat di Kedubes Palestina untuk diindonesia ngerti bahwa kemelut Palestina hanya dipakai oleh politikus oportunis untuk dijadikan alasan mengelabui umat. Untuk sekedar alat agar bisa melampiaskan kekesalan mereka terhadap Jokowi.

Itu kenapa Kedubes Palestina berkali-kali mengeluarkan pernyataan keberatan. Bisa jadi Kedubes Palestina mengetahui bahwa, meskipun Gabener berurai air mata (menangis mingsek-mingsek), itu semua adalah drama politik. Air mata Sigabener dleweran seperti Kadal Congek yang tidak kebagian nasi bungkus. Kedutaan besar Palestina menyayangkan benderanya dipakai dalam Demo .

“Mbok ya kalau demo ingin ganti presiden jangan bawa-bawa Palestina. Kalaupun mau bantu Palestina gampang, berangkatkan mereka. Atau kalau mau mbantu Palestina, tinggal buka donasi. Lha ini, Demo saja mengharapkan nasi bungkus,” kata Mbak Ngatemi saat kutanya soal Palestina.

“Sok-sokan bela Palestina. Sedangkan di negara sendiri ada tragedi yang menewaskan bapak polisi malah tidak menunjukkan empati,” lanjutnya kemudian.

“Iya, ya. Kenapa ya, Mbak?”




“Allaaahh, gampang ditebak, Mas. Mereka sengaja membuat pembenaran bahwa tragedi Mako Brimob adalah rekayasa. Lha, wong jelas teroris itu biadab kok dibela. Malah pura-pura bela Palestina “

“Terus, dengan menangisnya Si Gabener?”

“Itu tangisan buaya…”

“Bukan air mata Kampret, Mbak?”

“Emang Kampret bisa nangis?”

“Itu Si Gabener..”







Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.