Kolom Ganggas Yusmoro: DUUUUHH ….. JONRU, JONRU

Semoga sehat ya, Jon.. Engkau turun gunung lagi, ya? Engkau sudah mulai menebar cibiran terhadap Pak Jokowi ya, Jon?

Saya hanya ngasih tahu lho, Jon. Ketika akhir-akhir ini engkau sudah mulai menulis lagi, ketika engkau sudah mulai menyerang Pak Jokowi dengan bahasa yang jauh dari manusia berintelektual, jujur saya jadi bertanya-tanya dalam hati, apa betul engkau lulusan Undip? Apa betul engkau seorang sarjana?

Kenapa saya mempertanyakan hal ini, Jon?




Jelas. Sebagai seorang yang berintelektual, yang menyandang gelar sarjana, tentu berbicara juga dengan unggah ungguh, dengan tata krama. Dengan sopan santun dan penuh beretika.

Namun, ketika engkau menulis dengan memakai bahasa preman, bahkan sempat mengatakan pendukung Jokowi dengan kata goblok, saya geleng-geleng kepala, Jon. Sumpah saya gak marah. Cuman kok, ya, ada seorang sarjana yang seperti itu. Jadi deh, timbul pertanyaan saya. Jangan-jangan engkau sekolah bayarnya pakai daun? Iya, Jon?

Lalu, ketika engkau mengatakan malu punya presiden Jokowi karena dalam video Pak Jokowi bahasa inggrisnya kurang bagus, tiba-tiba saya ingin mempertanyakan, apa yang engkau pelajari dalam agama? Apa Jon?

Gini ya, Jon. Setahu saya, diturunkannya agama adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Itu garis besarnya. Juga, mana ada sih manusia yang sempurna? Presiden juga manusia lho, Jon. Pak Jokowi meski presiden, beliau juga manusia biasa. Iya kan, Jon?

Engkau itu makin lama makin lucu, deh Jon. Masih tentang ucapan malu engkau punya Presiden Jokowi, coba engkau tabayyun yang setabayyun-tabayyunnya, lha wong pemimpin-pemimpin di negara lain saja tidak malu. Mereka malah kepingin foto selfi sama Pak jokowi. Lha kok engkau malah berpikir kotor? Atau, jangan-jangan pikiranmu yang kotor? Mbok ya sekali-kali beli Rinso Sachetan. Taruh dalam gelas. Gak diaduk juga ora popo. Diminum. Eeee, siapa tahu dengan cara itu pikiran yang kotor bisa bersih kembali. Mak cling, Jon.

Saran saya, jika engkau benar-benar seorang sarjana, mbok yao nulis itu pakai rasionalitas. Pakai pikiran waras. Dikit aja, Jon.

Juga, sebagai manusia, kekurangan itu adalah fitrah. Setiap manusia pasti mempunyai kekurangan sebagaimana junjunganmu yang tidak bisa menyelamatkan keutuhan keluarga. Padahal, keutuhan keluarga adalah hal yang paling fundamental dalam hidup. Benar, Jon?

Duuhhh.. Jon, Jon.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.