Kolom Ganggas Yusmoro: INI TENTANG SOEKARNO, SOEHARTO DAN ORBA, NAK

Kalian tentu tahu siapa Soekarno, kan? Ya, beliau yang dalam sejarah hanya disebut sebagai Pembaca Teks Proklamasi bersama Bung Hatta, juga sebagai Presiden Pertama di Republik tercinta ini. Namun, apakah kalian tahu bahwa seorang Bung Karno keluar masuk penjara beberapa kali demi memperjuangkan Kemerdekaan Bangsa Indonesia?

Pasang surut Pemerintahan Soekarno yang diwarnai oleh pemberontakan, mulai PKI Madiun, DI/ TII hingga PRRI/ PERMESTA. Di pemberontakan yang terakhir itu ayahanda Prabowo terlibat. Dari beberapa sumber, pemberontakan tersebut ada keterlibatan Amerika karena ingin menikmati SDA  Indonesia terutama emas yang ada di Papua.




Tahun 1965 terjadi gejolak. Sejarah mencatat semua itu karena PKI ingin melakukan kudeta. Setelah PKI ditumpas, ujug-ujug muncullah seseorang bernama Soeharto. Beliau dengan membawa surat sakti yang bernama Supersemar, melengserkan Soekarno. Setelah melalui Sidang Umum MPRS, Soeharto menjadi Presiden. Apa yang dilakukan Soeharto selanjutnya?

Soeharto memanggil pulang ayah Prabowo di pelarian karena menjadi pentolan pemberontak PRRI/ Permesta dan dijadikan menteri keuangan. Soeharto mengusir  Soekarno dari Istana seperti mengusir gelandangan.

Patung Soekarno di depan pasangerahan tempatnya saat diasingkan ke Dataran Tinggi Karo.

Bayangkan saja, Nak. Bung Karno yang berjuang mati-matian mempersatukan perjuangan pergerakan agar Indonesia merdeka, hanya diberi waktu 2 hari untuk meninggalkan Istana kepresidenan tanpa diberi bekal. Bahkan kepergian Bung Karno hanya memakai sandal jepit dan kaos oblong.

Apakah hanya itu kekejian Soeharto dengan Rezim Orbanya memperlakukan seorang tokoh bangsa sekaliber Bung Karno? Tidak sama sekali.

Bung Karno tanpa disidang, beliau diasingkan di sebuah wisma yang bernama Wisma Yaso. Tidak boleh dijenguk, bahkan saat ajal beliau, di kamar yang beliau tempati kotor, hanya meja usang dan gelas kotor.




Yang lebih tragis lagi, nak, tahun-tahun selanjutnya dimana Orba berkuasa, rakyat dilarang memasang foto Bung Karno. Berani masang foto Bung Karno, berarti cari perkara. Bukan perkara ringan, dianggap subversi. Melawan negara! Ngeri, kan?

Jaman Soeharto berkuasa, belum ada yang namanya KPK. Alhasil Orde Baru saat itu berkuasa bagaikan raja diraja. Rakyat tidak boleh dan tidak ada yang protes. Rentang waktu selama 32 tahun Orba memerintah, semua hal yang nyaris berhubungan dengan hajat hidup orang banyak dan SDA yang strategis, dikuasai oleh keluarga Soeharto. Mulai calo Migas, tata niaga cengkeh dan lainnya adalah bukti bahwa begitu kemaruknya keluarga Soeharto dan kroninya ingin mengeruk kekayaan negeri kita ini untuk kepentingan pribadi.

Ketika Jokowi terpilih, Jokowi dengan gagah berani membredel serta membubarkan calo Migas yang selama ini dikuasai Cendana, tentu keluarga Cendana marah besar. Kroni-kroni yang selama ini duduk ongkang-ongkang hanya bermodalkan air liur sudah tidak lagi bisa menikmati  uang hasil ngibul rakyat Indonesia.

Saat di pengasingan di Dataran Tinggi Karo, Soekarno menyempatkan diri berdialog dengan para tokoh-tokoh nasionalis Suku Karo. Foto ini memperlihatkan Doekarno melilitkan kain tenun Karo (uis julu) di leher sebagai syal saat menari dengan iringan musik tradisional Karo.

Jelas, Jokowi telah menorehkan sejarah besar bagi bangsa ini dengan memperhatikan saudara-saudara kita dengan BBM satu harga. Jelas, Jokowi telah membuat saudara-saudara kita di wilayah Timur Indonesia bangkit dari ketertinggalan. Jokowi telah membangun Infrastruktur.

Jadi. dari uraian panjang di atas, apa kesimpulannya, nak?

Mereka ingin menghabisi Jokowi dengan berbagai cara. Mereka ingin berkuasa kembali agar Indonesia dalam genggamananya. Tentu juga bisnis strategis seperti halnya minyak dan hasil laut juga bisa dikuasai. Manusia tamak dan rakus tidak akan cukup sekalipun sudah memerintah 32 tahun. Bahkan diberi dunia sekalipun mereka tetap akan merasa kurang.

Andai saja Republik ini dengan SDA yang melimpah ruah tidak salah urus, rasanya rakyat Indonesia sudah sejahtera. Jika begini, apakah kalian rela Indonesia kita serahkan kembali pada keluarga Cendana yang notabene orang Orde Baru?








One thought on “Kolom Ganggas Yusmoro: INI TENTANG SOEKARNO, SOEHARTO DAN ORBA, NAK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.