Kolom Ganggas Yusmoro: JAKARTA DIBUAT AMBURADUL, KENAPA ELEKTABILITAS ANIS MALAH MENGUAT?

Sosok Anis memang fenomenal. Penuh kontroversi. Kecerdikan sekaligus kelincahannya seakan begitu mudah menclok sana menclok sini. Bayangkan saja, tanpa harus kerja keras, tanpa harus bersusah payah menjadi dosen, seorang Anis bisa ujug-ujug menjadi Rektor Universitas Paramadina yang mempunyai nama besar.

Dia bisa menyikut beberapa kandidat yang konon penuh intrik dari beberapa faksi yang akhirnya Anis menjadi jawara.




Bagaikan mempunyai ilmu belut, kelicinan Anis selalu dan selalu membawa keberuntungan. Hingga sekarang, ketika menjabat di DKI !, Anis bagaikan seorang raja diraja memerintah Jakarta dengan seenak udelnya sendiri. Lagi-lagi kebijakan Anis telah merusak tatanan birokrasi serta semua hal yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Mulai kebijakan pelayanan masyarakat di tingkat kelurahan hingga kecamatan. Ketika Jaman Jokowi Ahok sudah tertata, oleh Anis dibiarkan kembali kejaman jahiliyah. Apalagi dengan menghambur-hamburkan duit rakyat dengan TGUPP yang konon gaji mentri saja kalah. Hingga dengan jumawa membentuk KPK DKI sendiri. Bahkan tanpa peduli kritikan orang banyak, Anis malah membeli tong sampah dari Jerman. Hanya kotak sampah!

Semua sudah mahfum bahwa APBD DKI yang menyentuh Rp. 80 trilyun adalah duit yang luar biasa besar. Dan, itu harus dihabiskan. Harus dipakai bancakan. Toh jika dibagi-bagi semua juga akan diam. Urusan Rakyat? Dengan kata ” SAIMAN ” rakyat juga tetep akan bilang Amin. Gampang, kan?

Jika seminggu belakangan ini Anis makin setengah gila soal bendera yang hanya diikat di belahan bambu, juga seperi orang yang mikir dengan dengkul, Anis menutup Kali Item dengan plastik. Nyaris semua media serta netizen membully habis-habisan. Apakah seorang Anis lalu mempnyai rasa malu? Rupanya manusia yang mengaku pribumi ini tetap bermuka badak. Atau bermuka onta?




Namun, ada hal yang membuat terkejut adalah, hari ini [Jumat 20/7], LIPI mengumumkan suveynya bahwa ANIS tetap diperhitungkan sebagai kandidat terkuat sebagai CAWAPRES Prabowo. Bahkan mengalahkan semua orang-orang yang menjadi ketua partai. Termasuk Pak Gatot juga di bawah Anis.

Pertanyaanya adalah, kenapa seorang Gubernur yang kinerjanya amburadul berbanding terbalik dengan hasil survey? Ada apa dengan negeri ini? Apa sudah pada setengah gila? Atau memang sudah pada terbalik akal sehatnya?

Barangkali banyak orang boleh berasumsi ada skenerio besar tentang kinerja Anis yang sengaja merusak Jakarta. Ada grand design agar nama Anis tetap terdongkrak meski dengan cara-cara bobrok. Apakah bangsa ini sudah tidak lagi bisa membedakan orang-orang yang berprestasi? Apakah bangsa ini sudah pada gak bisa mikir lagi manusia gila dan dibela karena merasa Saiman?

JIka elektabilitas Anis makin meroket karena kebobrokan, lalu orang semacam ini terpilih menjadi pemimpin dalam level yang lebih tinggi, Indonesia ini akan jadi apa?

Rusak, Rusak…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.