Kolom Ganggas Yusmoro: MENANTI PERADABAN BARU DI DKI JAKARTA

Beberapa waktu lalu, seorang ibu tua turun dari Trans Jakarta dengan memakai kursi roda. Ada anak lelaki mendorong pelan kursi roda tersebut. Mereka termangu di seberang jalan. Tepat di depan pintu gerbang Balaikota, dengan tatapan kosong, ibu tua yang sederhana berusaha mengenang dan mencari sesosok yang pernah memberi bantuan kursi roda dan sedikit modal untuk usaha.

Sosok itu adalah seorang Ahok.

Dari bantuan modal itu, ibu tua akhirnya bisa berjualan barang kebutuhan sehari-hari. Setelah setahun, ibu tua dibantu suaminya bisa tetap produktif. Tidak menggantungkan hidup pada anaknya.




Matanya nanar. Dia masih ingat, dulu ketika seorang gubernur yang meski sudah dibilang kafir, juga keturunan aseng lagi, jika pagi-pagi begini, warga DKI sudah tumpah ruah memasuki halaman Balaikota. Hanya untuk berkeluh kesah soal apa saja. Semua boleh bertemu Sang Gubernur. Asal saja itu manusia!

* * * *

Saat itu, peradaban baru sudah ditunjukkan oleh seorang anak manusia karena kebetulan keturunan Aseng. Dengan garang dan keberanian yang luar biasa, uang rakyat betul-betul dijaga. Gerombolan wakil rakyat yang mengajak maling rame-rame didamprat habis-habsan. Terbukti seorang Moh Sanusi yang mengaku lebih beragama akhirnya terbukti jadi pesakitan KPK.

Di jiwa Ahok yang bungkusannya kasar, ternyata penuh dengan kasih. Dibungkus seorang Aseng manusia diajak seperti manusia. Yang harus ngerti tanggungjawab. Menjadi pegawai adalah untuk melayani masyarakat. Bukan untuk datang, duduk, diam dan Duit!

Dengan bekerja keras, disiplin, orientasi tentang nilai hakiki manusia, Ahok telah membangun peradaban baru seorang pemimpin yang belum pernah ada di negeri ini.

* * * *

Ahok tinggal kenangan di tampuk pimpinan DKI 1. Menumbangkan Ahok terbukti harus dengan berdarah-darah. Agama menjadi alat yang ampuh agar warga DKI menutup mata tentang prestasi pemimpinnya. Agama dijadikan amunisi agar Ahok betul-betul dianggap kafir. Dan, bahwa dia tidak pantas menjadi pemimpin.~ katanya~

Peradaban yang lebih baru akan diusung oleh pemimpin baru yang konon lebih beragama dan santun. Namun, jika banyak fakta pemimpin yang mengaku beragama dan juga santun ternyata banyak yang ketangkap KPK, peradaban baru DKI Jakarta mau dibawa ke mana?








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.