Kolom Ganggas Yusmoro: MENTAL KERE DIPERTONTONKAN

Ketika ada Ormas yang minta THR, apa yang ada di benak kita? Memaklumi? Nggrundel? Atau dengan ikhlas kita memberi THR kepada Ormas tersebut?

Yang jadi soal adalah, selama 1 tahun penuh banyak orang yang mempunyai usaha bekerja keras, memenej keuangan agar ada saldo untuk THR bagi para pekerjanya. Tiba-tiba ada sampul surat yang disodorkan oleh sebuah Ormas dengan judul “Minta THR”.




Lucu? Jelas tidak lucu. Kerja kagak, eee …. minta THR. Meski katanya sukarela, meski katanya tidak ada paksaan, atau bahkan ditolak, tentu akan disikapi dengan muka cemberut.

Kere adalah mental manusia-manusia pemalas yang tidak mau kerja keras. Yang dengan cara membuat kelompok manusia-manusia malas agar bisa menakut-nakuti, membuat orang ketar ketir dan setelah merasa di atas angin, kelompok-kelompok seperti itu cukup memilin kumis agar dapat upeti.




Seperti halnya surat edaran dari ormas yang viral, tentu semua masih ingat ketika Pilkada DKI, isu asing, asong dan aseng digoreng habis-habisan. Bahkan isu pribumi menjadi amunisi andalan untuk mendeskreditkan incumbent.

Namun, ketika sekarang menjelang Hari Raya, mereka minta THR pada pengusaha. Padahal rata-rata yang jadi pengusaha adalah mereka yang dulu dihujat habis-habisan.

Hebatnya lagi, Sang Gubenur “Pribumi” saat mendengar hal tersebut, mental kere dipertontonkan. Bukannya memberi saran yang solutif agar para “Pribumi” bekerja keras sukur-sukur jadi pengusaha. Supaya apa? Supaya tidak minta-minta lagi THR.

Inilah mental kere yang lagi dipertontonkan di DKI. Yang mengaku paling pribumi. Yang memalukan!



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.