Bulan ini banyak deklarasi sana sini. Dukung si A jadi pemimpin, dukung si B jadi pemimpin. Demikian juga di kampungku, Kabupaten Karo. Di sana lebih meriah lagi. Ada 5 pasangan calon yang ikut berkompetisi untuk memenangkan hati rakyat. Banyak?
Ah, ini sudah berkurang. Periode sebelumnya dengan 7 pasangan calon, lho.
Penasaran, minta bantuan turang impalku siapa-siapa saja yang maju. Terima kasih ya turang impalku. Setelah tahu, ya sama saja. Aku ngga kenal juga. Jadi, ngga usah kutuliskan di sini ya. Kalian, saudara-saudaraku yang memilih, seharusnya mengenal mereka.
Walau aku memang dari sana, tapi tidak bisa memilih juga. Ngga bisa juga bilang dukung si A, B, atau C. Toh juga ngga kenal, iya kan?
Waktu Pilkada DKI lebih gampang. Cuma ada 2 pasang calon. Nah, ini 5 pasang calon! Aku sudah membayangkan betapa bingungnya memilih. Cuma bisa bilang, pilihlah dengan hati nurani. Lihat programnya. Kalau melihat program yang ditawarkan itu-itu saja dari periode ke periode, lihat solusi yang ditawarkan untuk memperbaiki kesejahteraan kita.
Satu hal yang penting, jangan memilih karena kekerabatan maupun uang. Ini berbahaya sekali. Oh, itu yang maju seninaku, sembuyakku, kalimbubuku, anak beruku. Aku berharap sekali-sekali jangan. Apalagi kalo dikasih uang.
Sekali-sekali jangan. Jangan mau menukarkan kesejahteraan kita hanya dengan uang beberapa ratus ribu untuk 5 tahun ke depan. Siapa yang menawarkan uang, coretlah dari daftarmu untuk dipilih. Tapi, gimana kalo semuanya memang begitu?
Ya, lihatlah yang nantinya banyak membawa kebaikan daripada mudaratnya. Aku sih berharap tidak ada yang Golput. Kalo kamu tetap Golput, ya itu hak kamu. Mau apa lagi? Sudah apatis kalo begitu. Aku juga ngga bisa berkata apa-apa, kan?
Jadi, cuma satu pesan yang ingin aku sampaikan, selamat memilih Pilkada dan memilihlah dengan hati nuani.