Kolom Iskandar Yusuf: SIGNAL ISYARAT

IBARAT roda berputar maka berlakulah Hukum Kepastian ada saatnya di atas ada pula saatnya di bawah, pun itu bisa terjadi pada perjalanan nasib seseorang, tidak selamanya langit akan di hiasi oleh warna pelangi indah.

Di dalam menjalani kehidupan kita tidak dapat mengelak pada Hukum Kepastian Roda Berputar, tapi kita dapat mendeteksi dini manakala ke arifan Signal Isyarat kita tidak lalai berfungsi untuk akan tahu apa yang terjadi esok. Setiap manusia memiliki Signal Isyarat berupa pertanda, seperti Nasib Politik yang di alami oleh Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, yang semakin hari popularitas politiknya bagai mobil kehilangan rem di jalanan yang menurun.

Beberapa hari yang lalu, Prabowo Subianto telah diberi Signal Isyarat ketika dia berkunjung ke kediaman Ketua Umum Partai Demokrat, SBY, dan disajikan dengan sepiring nasi goreng dari pedagang gerobak keliling di sekitar Cikeas. Sadar atau tidak sadar, Ketua Umum Partai Demokrat, SBY, telah memberi Signal Isyarat kepada mantan kakak ipar narapidana pembunuhan, Tommy Soeharto, bahwa di mata SBY yang juga besan dari koruptor Aulia Pohan, Nilai Prabowo Subianto hanya Sekelas Nasi Goreng.

Maknanya, karier politik Prabowo Subianto sudah The End. Prabowo Subianto bukan siapa-siapa lagi di wilayah Republik Indonesia, Prabowo Subianto tidak dapat menjadi manfaat buat partai Demokrat. Terbukti setelah Prabowo Subianto menyantap nasi goreng gerobak, seperti memakan buah si malakama. Satu per satu orang-orang yang dulu mendukung mantan Jenderal Bintang Tiga yang pernah diusir oleh Jenderal Bintang Dua, Sintong Panjaitan, dari ruangan kerja Presiden Habibie, mulai meninggalkan Prabowo Subianto, ayah dari satu putra yang kini hidup di luar negeri sebagai “Petualang Homo”.

Praktis Prabowo Subianto telah kehilangan kaki tangan yang terbaiknya. Kini yang tinggal hanya kaki tangan yang tidak produktif, seperti Fadli Zon ayah dari seorang putri yang kini hidup FREE di Amerika, plus guru spritualnya ustadz “jadi-jadian” Sambo Kaban

Saya melihat ke depan, yang terbaik untuk Prabowo Subianto adalah menyingkirkan dan mengubur dalam-dalam ambisi politiknya untuk turut di dalam bursa Pilpres 2019. Bila Prabowo Subianto masih memiliki kecerdasan berpikir dengan menggunakan akal sehatnya, maka ini bisa membantu menghemat cost operation yang akan dikeluarkan oleh saudara kandungnya, Hasyim, yang pernah jadi Tersangka Penadah Patung Curian dari sebuah Candi Cagar Budaya.

Pesan Moral: Pak Prabowo Subianto, Nasib Anda Tidak Semujur Pedagang Nasi Goreng Keliling, Yang Nasi Gorengnya Habis Terjual Malam Itu.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.