Kolom Lyana Lukito: GABENER PERCUMA

Gubernur sang penarik rem dan almarhum Sekda menyuruh orang pakai masker, tapi dia sendiri tidak memakainya. Menyuruh orang diam di rumah (PSBB), tapi dia kumpulin orang di Balai Kota.

Menyuruh mayat koban Covid-19 langsung dimakamkan tanpa keluarga, tapi jenazah Sekda justru dibawa ke Balai Kota dan rumah Sekda.

Menghindari penyebaran Covid-19 di kantor, tapi kantor dia sendiri menjadi kluster Covid-19 gak diurus. Masyarakat disuruh di rumah aja, mau makan apa? Bantulah.

Dianya sendiri malah belanja tanaman Rp. 115 milyar di tengah pandemi itu. Percuma ribuan peti mati dipajang di sudut Kota Jakarta.. Di tiap kecamatan! Hanya menghabiskan anggaran milyaran upiah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.