Kolom M.U. Ginting: BISNIS, POLITIK, DAN KEPENTINGAN NASIONAL (Tanggapan atas Kolom Asaaro Lahagu)

m.u. ginting 3Kolom Asaaro Lahagu (AL) merupakan analisa yang lengkap dan logis soal perubahan drastis sikap politik Harian Kompas, dari pendukung Capres 01 ke 02. Syarat penting utama perubahan menurut AL adalah pengetahuan tentang ‘Jokowi sudah terukur’ dari segi pengalaman selama ini. Karena itu Harian Kompas bikin pilihan ke ‘pendendam tukang gebuk’ meninggalkan ‘bukan tukang gebuk’ dan bukan pendendam atau ‘rapopo’.

Ini melihat perubahan ‘sementara’, dan harus diingat juga perubahan adalah abadi.

Kapan saja dan apa saja bisa berubah drastis atau setidaknya berubah terus, karena perubahan bersifat terus menerus. Bukan tidak mungkin ada perubahan dari ‘bukan tukang gebuk’ jadi ‘tukang gebuk’ atau sebaliknya. Tetapi, cari selamat ‘sementara’ bagi Harian Kompas bukanlah juga sepenenuhnya salah. Sifatnya juga sementara . . .

Dari uraian Kolom Asaaro Lahagu terlihat bisnis merupakan dasar utama dalam perubahan sikap Kompas. Pertama karena bisnis media off line memang dalam perjalanan ke kebangkrutan di seluruh dunia. Ini adalah fenomena global, tidak terhindarkan. Karena itu, perubahan atau pergantian model bisnis merupakan keharusn bagi Kompas/ Gramedia, seperti perubahan ke bisnis property itu.

busines 3

 

Di sini jelas sekali bahwa bisnis jadi patokan dasar semua perubahan yang dilaksanakan, atau dengan lain keuntungan dan duit adalah dasar pemikirannya. Greed and Power . . .  Apakah duit mengabdi politik, atau politik mengabdi duit?

Kalau kita lihat dari segi ‘pölitik duit’ dimana duit dipakai supaya bisa jadi pejabat atau jadi anggota legislatif, jelas terlihat duit mengabdi kepada kekuasaan atau untuk mencapai kekuasaan. Ini berarti duit mengabdi kekuasaan. Kemudian, kita melihat kenyataan juga kekuasaan banyak digunakan untuk mencari duit (korupsi). Di sini terlihat bahwa kekuasaan mengabdi duit. Tetapi, kalau diteliti dari keduanya, maka yang selalu lebih dipentingkan ialah DUITnya.

Kalau kita tinjau dari sudut KONTRADIKIS UTAMA DUNIA, perjuangan antara kepentingan nasional bangsa-bangsa KONTRA kepentingan global NWO (membangun tyrani glabal pemerintahan dunia), terlihat jelas juga peranan duit itulah yang utama, atau tujuan utama.

Contoh kudeta 1965, pindahkan kekuasaan untuk memuluskan jalan ke SDA Indonesia, emas Freeport Papua, minyak, hutan. Kekuasaan sebagai syarat membuka jalan ke duit bagi perusahan besar neolib global. Menguasai duit dan aliran duit adalah segala-galannya bagi NWO untuk mencapai tyrani dunia itu.

Usaha pertama ialah satu per satu kekuasaan nasional ditundukkan lebih dahulu. Itulah pula yang menjadi tantangan utama kepentingan nasional bangsa-bangsa dunia, mempertahankan KEPENTINGAN nasionalnya, kekuasaan dan kedaulatannya, jangan sampai pindah ke tangan kaum globalis NWO itu.

busines 2

Dalam situasi konkret sekarang di Indonesia, dalam tahun politik ini, ialah mempertahankan kekuasaan petahana Jokowi yang sudah jelas terbukti sebagai bastion kepentingan nasional RI.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.