Kolom M.U. Ginting: DUKUNGAN TERHADAP KORUPSI

Sudah banyak perubahan yang positif dalam usaha pelayanan PTSP ini (Pelayaanan Terpadu Satu  Pintu). Sudah banyak pujian dari investor asing yang mau investasi di Indonesia. Terlihat memang kalau bangsa Indonesia walaupun sudah mendarah daging korupsinya selama abad lalu, tetapi bisa ada perbaikan, bikin kita bangga jadi bangsa ini. Terutama terlihat tempo hari pelaksanaan konkret PTSP di Jakarta oleh gubernur lama Ahok.

Korupsi telah pernah menjadi faktor penting penghalang pembangunan bangsa ini. Korupsi adalah salah satu dari alat neolib internasional untuk tetap menguasai dan menekan nation berkembang demi tujuan global hegemonynya New World Order. Mereka mau bikin satu negara dunia di bawah kekuasaan penguasa neolib internasional.







Tetapi, dengan munculnya era keterbukaan melalui perkembangan teknik internet, cita-cita atau program World Hegemony ini sudah berantakan. Program mereka sudah diakui ‘finished’ oleh salah satu gembong utamanya bankir besar Rothschild. Program mereka ini bisa jalan hanya dalam perlindungan kegelapan. Dalam keterbukaan terpaksa menyerah, karena tanpa kekuatan. Secretive was the main power. Dalam keterbukaan, kekuatan itu hilang otomatis.

Karena itu, alat-alat utama selama ini yang dipakai oleh kekuatan gelap ini (korupsi, terorisme) bisa segera akan mengalami perubahan. Dalam korupsi bisa terlihat adanya pengurangan dukungan secara internasional dari neolib itu. Begitu juga terorisme semakin meredup. Juga alat divide and conquer semakin tertelanjangi tidak bisa ditutupi seperti upaya pecah belah masyarakat di Charlottesville di Virginia, dibongkar oleh polisi kota itu sendiri.

Dan, gerakan pecah belah Saracen di Jakarta, yang terjadi dalam waktu bersamaan dengan pecah belah di Charlottesville (Augustus lalu), telah pula ditelanjangi habis oleh Polri. Sama halnya dengan yang di Virginia itu, ditelanjangi oleh polisi kota itu sendiri. Kedua pecah belah ini tujuannya sama. Di Virginia adalah untuk menjatuhkan Trump dan di Jakarta untuk menjatuhkan Jokowi (lewat Ahok).

Tetapi, alat penting lainnya narkoba masih sangat susah untuk dibasmi, kecuali dengan cara Duterte Filipina. Penentangan dan makian terhadap cara Duterte dari pihak internasional terlihat berkurang, karena yang paling berkepentingan memakai cara ini adalah juga dari golongan neolib internasional itu (HAM dlsb) dengan tujuan melapangkan jalan bagi The New World Order itu.

Ada tanda-tanda, dengan lenyapnya program ‘world power’ ini, bangsa kita akan bangkit dengan kekuatan sendiri, dengan dasar tradisi kuat leluhur kita, gotong royong membangun dan mengerjakan bersama semua pembangunan bangsa ini. Tanpa ada yang keras kepala dan dengan sengaja mengganggunya seperti di abad lalu.

Kita lihat juga bangkitnya semangat persatuan yang dikumandangkan oleh 2 pemuda Islam dari organisasi besar Banser NU dan Kokam Muhammadiyah dalam Apel Kebangsaan di Prambanan kemarin.

Optimisme jelas semakin tinggi. Maju terus anak-anak muda bangsa Indonesia.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.