Kolom M.U. Ginting: HABISI SAJA PENGEDAR NARKOBA

Ketegasan Filipina (Duterte) dalam menghapuskan pengaruh narkoba di negerinya memang tak ada bandingannya di seluruh dunia. Pendeknya, yang ada kaitannya dengan narkoba, pebisnis atau pengguna dihabiskan saja. Rehab adalah hal nomor 2, karena rehab dan penjara adalah juga yang diinginkan oleh pebisnis narkoba supaya bisa secara aman menggunakan orang-orang rehab atau yang dipenjara ini untuk melanjutkan dan bahkan melancarkan bisnis narkoba seterusnya.

Pengalaman rehab begini ada di Indonesia. Filipina bikin kesimpulan untuk tidak ikut lagi menjalankan politik rehab atau penjara. Sekarang terlihat hasilnya di Filipina, peredaran dan bisnis narkoba banyak berkurang.




Sebaliknya di Indonesia peredaran dan bisnis narkoba semakin meningkat jauh dari semula sebelum Filipina pakai cara Duterte basmi narkoba. Di Filipina sekarang susah memarakkan bisnis narkoba karena sistem pembasmian Duterte sangat efektif dan menakutkan bagi pebisnis narkoba. Pengguna adalah jaminan bagi bisnis narkoba untuk bisa berkembang pesat. Dengan hilangnya pengguna sudah tentu bisnis narkoba juga akan hilang. Kuncinya memang ada pada pengguna!

Belakangan ada MoU antara Filipina dan Indonesia soal pembasmian terrorism. Bagus juga kalau diteruskan juga dalam pembasmian narkoba, karena narkoba dan terorisme adalah bagian penting dari usaha neolib deep state menghancurkan dan menguasai negeri lain, terutama yang kaya SDAnya.

Di mana ada teroris di situ ada narkoba, karena biaya terorisme sering dari duit narkoba. Karena itu, kerjasama membasmi terorisme sebenarnya  tidak bisa dipisahkan dari membasmi bisnis narkoba. Neolib deep state selain pakai terorisme dan narkoba juga pakai korupsi di hierarki suatu pemerintahan untuk melumpuhkan suatu negara dan memiskinkan rakyatnya dari segi ekonomi.




Indonesia sangat jelas jadi sasaran ini. Bagusnya pemerintahan Jokowi ialah bisa melihat dan sekuat tenaga menghancurkan pengaruh tiga senjata deep state ini (terorisme, narkoba dan korupsi). Senjata-senjata lainnya sperti human (child sex trafficking) sangat  keras pemakainnya, walaupun di Indonesia lebih sedikit.

Agama juga dipakai, seperti dikatakan Dalai Lama, ‘religion has become an instrument to cheat people’ katanya 2014. Itulah yang digunakan oleh deep state ini di Indonesia dalam gerakan 411 dan 212 tahun lalu. Tetapi usaha pecah belah ini digagalkan oleh aparat keamanan RI terutama Polri. Para begundal gerakan ini semua ditangkap, diadili atau ada yang buron lari keluar negeri.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.