Kolom M.U. Ginting: KIAT KEMENANGAN REPUBLIKAN DI AMERIKA

Berita atau informasi seperti ini (Lihat di SINI), dimana Trump juga mulai dipandang dan disenangi oleh orang-orang kulit hitam dan Latino, jarang bisa terbaca di Main Stream Media milik neolib/ NWO.

Black unemployment under 6% for the first time in history! Democrats, tell me again why anyone should vote for you and your economic policies ever again?”

Ini kata Trump boasting dikit di akun Twitternya. Ini adalah angka statistik penurunan pengangguran yang pertama dalam sejarah! Bayangkan. Dan itu betul.

Ketika Obama jadi presiden dan ditanyakan bagaimana mengatasi pengangguran yang diakibatkan karena fabrik-fabrik hijrah ke luar negeri, Obama terus terang saja menjawab ‘tidak tahu’. Tetapi Trump menjawab pertanyaan itu dalam praktek, dan sim sallabim . . . pengangguran lantas menurun karena fabrik-fabrik neolib/ NWO kembali hijrah ke AS dari luar negeri terutama yang dari negeri murah tenaga kerja.

Ini terjadi sebagai akibat langsung dari politik pajak masuk (tarif import) Trump.

Obama sebenarnya bukan tidak tahu jawabannya, tetapi dia tidak berdaya karena dia hanya boneka dari perusahaan besar neolib/ NWO. Dia hanya mungkin melaksanakan apa yang diijinkan oleh majikannya itu. Trump majikannya ialah rakyat AS, yang menginginkan pekerjaan, dan dipenuhi olehnya. Trump menentang globalisme, mempertahankan ‘patriotisme’ atau nasionalisme.

Soal ini baru saja dia menyatakannya lagi dalam Sidang Umum PBB [Selasa 25/9]. 

Trump saat berpidato di Sidang Umum PBB [Selasa 25/9]. Foto: The Telegraph

Politik pajak-masuk barang China (20-40%) bikin dolar mengalir kembali ke kampung halamannya, bikin fabrik baru di sana. Sampai-sampai bahkan daerah ‘berkarat’ Rust-Belt mulai bangun kembali dan makmur lagi. Bagi orang black, Latino maupun Asian, inilah yang selalu lebih penting. Hanya Trump yang berhasil mengembalikan pekerjaan ke AS.

Dolar naik sedikit di bagian lain dunia termasuk di Indonesia karena hijrah dolar mudik itu. Tetapi de-dollarization (kebangkrutan dolar) adalah trend yang tidak terhindarkan, walaupun MSM neolib itu tidak pernah memberitakannya. Bahkan informasi lain-lainnya yang tidak disukai MSM, juga banyak dihilangkan dari internet (sensur?).

Jadi, kenaikan dolar di berbagai negeri pasti hanya bersifat sementara, terutama karena penarikan kembali sejumlah dolar untuk masuk kandang itu.

Transaksi dagang tanpa dolar sudah semakin meluas. Untuk apa lagi pakai dolar? Kecuali kalau transaksi suatu negara dengan AS sendiri, tentu masih harus pakai dolar dalam kurs nyata mata uang tiap negeri itu dalam transaksi BILATERAL. Tetapi, antara Indonesia dengan China atau Rusia atau Jepang, tentu tidak perlu lagi pakai dolar. Semakin jelas bagi dunia soal perubahan ini. De-dollarization adalah fakta sejarah yang bisa dikatakan dicetuskan oleh sikap dan tindakan luar biasa Presiden Trump sendiri. Bravo Trump.

Ketika Trump mengatakan dalam pidatonya di Sidang Umum PBB minggu lalu itu, bahwa belum pernah ada presiden AS selama ini yang bisa berhasil mengangkat America sejauh itu hanya dalam waktu kurang dari 2 tahun berkuasa, dia disambut oleh orang-orang PBB dengan tertawa mengejek. Trump menjawab, “I didn’t expect that reaction. But that’s OK” katanya dengan tersenyum masam sedikit.

Trump menerima dengan rela hati reaksi yang tidak patut itu. Trump mungkin sudah lupa saat pidato  itu selama ini dia juga sudah mengejek orang-orang PBB yang datang ke NY hanya berleha-leha saja seperti turis, dapat gaji besar tetapi tak menyelesaikan apa-apa. Apalagi dia ingin PBB dibubarkan saja atau pindah dari AS, terutama dari NY.

Karena itu, orang-orang PBB tidak ada yang suka sama Trump, kecuali mungkin kalau ada ialah yang menentang globalisme dan pencinta nasionalisme sejati negerinya, yang bertepuk tangan dengan tulus dan jujur ketika Trump bilang: “America is governed by Americans,” serta menandaskan lagi: “We reject the ideology of globalism and we embrace the doctrine of patriotism.”

Dalam menghadapi pemilihan yang akan datang ini mid-term election (16 January 2019) untuk Parlemen dan Senat AS, Trump dalam kampanyenyatiap hari betul-betul punya modal; fakta peningkatan ekonomi dan penurunan pengangguran bagi penduduk AS, terutama sekali Black American, Latino dan Asian. Ini sama sekali tak dipunyai oleh pihak Democrats. Trump terlihat optimis disambut oleh semua orang Amerika, hitam, putih, coklat  dan kuning he he he . . . ‘We are winning now’, we are the winners’ . . . ‘We make America Great Again’ . . . Dan buktinya dilihat dan dirasakan oleh rakyat Amerika.

Demokrat (D) tak punya modal apa-apa untuk kampanye pemilihan kali ini. Hasil pemilihan ini nanti bisa luar biasa BEDANYA antara kedua partai karena baru kali ini terjadi dalam sejarah AS dengan adanya kenyataan fakta yang jelas dipihak R tetapi tak punya apa-apa dipihak D. Paling-paling mengulang-ulangi tuduhan biasa yaitu Trump rasist, atau campur tangan Rusia bikin Trump menang dsb, yang sebagian besar mengatakan karena sudah tidak punya argumen yang masuk akal lagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.