Kolom M.U. Ginting: KUDETA

Ini cerita pengalaman praktis yang sangat bermanfaat bagi publik dari seluk beluk film G30S

(lihat Kolom Bastanta P. Sembiring).

 

Soal kekejaman terhadap manusia lain, biar dari pihak komunis atau dari pihak anti-komunis, ‘harganya’ sama saja. Kekejaman yang tidak manusiawi itu harus dikutuk, baik perlakuan terhadap grup Jenderal Yani maupun terhadap 3 juta rakyat biasa yang dibantai dan diuber kayak tikus. Orang Karo banyak juga korbannya. Di ‘Lau-biangken’ oleh grombolan anti komunis Soeharto.

Adu domba dengan pembunuhan adalah cara ‘populer’ bagi neolib internasional di negeri-negeri kaya SDA.

Di Kongo dengan korban PM Kongo (Patrice Lumumba) dan juga Sekjen PBB (Dag Hammarskjold) 1961. Biafra Nigeria 1967, atau di Grenada 1983 dengan kudeta yang 100% identik dengan kudeta Untung 1965 dimana Austin Hudson berperan sebagai Untungnya, Bishop Maurice sebagai Soekarnonya, Bernard Coard sebagai Aiditnya.




Coard ketika di Inggris jadi anggota Partai Komunis Inggris, dan ketika di Amerika jadi anggota Partai Komunis Amerika. Dia pulang ke Grenada untuk bergabung dengan ‘revolusi’ Bishop. Coard adalah wakil Perdana Menteri Bishop ketika kudeta ‘indah’ ini terjadi.

Kudeta ini ‘indah dan berseni tinggi’ mengingat istilah dan pujian seorang penulis James DiEugenio melukiskan kudeta terhadap Soekarno 1965 dalam bukunya ‘Destiny Betrayed’:

“It was a multi-layered, interlocking masterpiece of a clandestine operation. A coup d’etat that was so well designed, so beautifully camouflaged, so brilliantly executed”.

 

Benar memang, begitu ‘indah’nya diselubungi sehingga sampai sekarangpun masih jarang yang mengetahui seluk-beluk kudeta itu, siapa di belakangnya dan apa tujuannya. Untungnya, era keterbukaan sekarang sudah bisa membuka seluruh seluk beluk dan hakekat persoalannya. Memang tidak bisa lagi diselubungi dengan ‘beautiful camouflage’, sudah bisa dibuka semuanya. Tinggal baca saja, dokumen tersedia di mana-mana.

Di kalangan intelijen Barat memang cara kudeta 1965 sangat dibanggakan dan dibikin jadi patokan dalam operasi kudeta selanjutnya di masa yang akan datang. Banyak negeri kaya SDA pakai cara kudeta ini. Dan 20 tahun kemudian ‘kudeta indah’ itu dipraktekkan di Grenada 100% identik.

FOTO HEADER: Proxies.








Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.