Kolom M.U. Ginting: MENYINGSING TIRAI KEGELAPAN

M.U. Ginting 2Kasus Setnov semula bermaksud mengalihkan soal perpanjangan Freeport, telah berubah jadi soal penilaian kembali perusahaan Neolib ini apakah akan diperpanjang atau tidak. 

Semakin banyak dari publik memberikan penilaian bebas dan terbuka, karena persoalan sudah diletakkan di atas meja, terbuka secara massal, pastilah akan memberikan hasil yang lebih mendekati kebenaran. Kalau pendapat mayoritas yang mengatakan perpanjangan tak perlu lagi, atau perusahaan dikembalikan ke Indonesia, dan kalau tak ada lagi argumentasi sebaliknya yang bisa membantahnya, maka putusan adalah ilmiah.

Putusan yang benar dan ilmiah harus dari debat terbuka tanpa kegelapan dan melibatkan publik.

Ini berlainan dengan pengambilan putusan abad lalu, yang masih diselimuti banyak kegelapan karena tak diketahui oleh publik, sehingga tak mungkin ilmiah. Sekarang, semua soal di atas meja. Semua bisa menilai secara bebas dan demokratis, dengan tirai kegelapan 3argumentasi yang luas dan mendalam tanpa ada pembatasan kebebasan. Dari semua segi, terutama dari segi-segi yang bertentangan, dan dengan melibatkan massa publik termasuk ahli-ahli dalam tiap soal. Hasilnya bisa dikatakan adalah ilmiah, setelah tak ada lagi argumentasi penentang yang bisa membantah kebenaran lawan.   

Dialog, diskusi, debat terbuka dan bebas, dalam tiap persoalan besar negara dan kemanusiaan, merupakan kunci solusi persoalan dunia.

Freeport Papua adalah soal besar kemanusiaan bagi Indonesia karena menyangkut soal ekonomi negara, soal perusakan lingkungan dan soal kesejahtraan penduduk setempat. Juga menyangkut seluruh nation yang selama setengah abad tak pernah disinggung atau didiskusikan secara terbuka di hadapan dan bersama publik.

Soal penting lainnya ialah membongkar mafia di parlemen atau di perusahaan tambang, seperti dirilis di merdeka-com : ”Ray juga mengatakan, Koalisi Bongkar Mafia Parlemen dalam hal ini sangat mendorong MKD untuk membongkar kasus freeport ini, mulai dari apakah ada indikasi elite-elite lain yang terlibat dalam kasus ini atau tidak”.

One thought on “Kolom M.U. Ginting: MENYINGSING TIRAI KEGELAPAN

  1. Pencerahan ke masyarakat akan berfungsi sebagai akumulasi kekuatan sejati rakyat yang tak bisa dibandingkan dengan kekuatan senjata apapun juga.

    Kegelapan Freeport.

    Selama setengah abad tak ada yang tau berapa dan apa yang dikeruk Freeport dari bumi Indonesia. Bangsa ini tidur atau ditidurkan ya?
    Selama etengah abad itu katanya Indonesia dikasih bagian hasil oleh Freeport hanya 1%, dan pada era SBY katanya dinaikkan jadi 3.5 %. Yang lebih ’mengerikan’ lagi ialah kalau bukan 1% tetapi hanya o.oo1% karena yang tahu hasil sesungguhnya hanya Freeport, tak pernah ada keterbukaan atau laporan ke pemerintah RI.

    Orang Indonesia sibuk sekali atau disibukkan dengan gonjang-ganjing politiknya, atau tak sedar kalau memang diatur begitu. Politik PENGALIHAN ISU, itulah yang sudah dipakai dari dulu, dan yang baru sekarang kita sedari, setelah dibuka oleh Setnov dan Sudirman Said. Padahal sudah setengah abad dipakai untuk ngibuli orang Indonesia termasuk semua pemimpinnya yang pandai-pandai juga.

    PENGALIHAN ISU pertama dibikin neolib ini ialah dengan mengadu domba rakyat RI demi akses dan kebebasan masuk ke wilayah emas Papua. Sekitar 3 juta penentang keras modal asing neolib termasuk pengikut Soekarno dan Soekarno sendiri, disingkirkan lebih dulu sehingga tak ada lagi kekuatan atau orang yang berani menentang kebebasan perusahaan neolib Freeport untuk ambil emas dan keruk apa saja di Papua.

    Pembantaian massal itu juga melahirkan Fear Factor dikalangan masyarakat, praktis selama setengah abad itu. Secara psikilogis Fear Factor adalah alat ampuh mempermudah pengendalian opini maupun sikap publik menurut kehendak neolib itu, seperti bikin tidur setengah abad. Fear Factor adalah semacam PROYEK besar dan terarah. Tujuannya hanya DUIT/SUMBER DUIT, disini emas Papua dan SDA berharga lainnya. Terrorisme adalah semacam Proyek bikin kerjaan yang juga bikin budget tetap dari negara, menurut Din Syamsuddin ketua MUI. Betul memang, terlihat misalnya Proyek ISIS di Timur Tengah bertujuan pertama dan terutama ambil alih SDA (sumber minyak) Syria dan Irak. Kalau umber minyak sudah dikuasai, duit berlimpah, tak ada soal lagi yang MENJADI SOAL. Semua bisa dibereskan pada pokoknya.

    Selanjutnya Proyek ISIS terus bikin Fear Factor, tak ada soal juga untuk menciptakan Fear Factor ini bagi ISIS karena tak ada soal keuangan. Dari sumber minyak Syria dan Irak, duit mengalir seperti sungai tiap hari dan tiap menit. Apa yang mereka tak bisa bikin? Perang? Bom? Beli senjata ampuh dan alat peledak ampuh? Rekrut pengikut/serdadu yang di iming-imingi ini-itu atau iming masuk surga bagi yang masih naif? Suap pejabat, menteri atau presiden? Semua berjalan mulus. Yang tak bikin mulus dan penghambat utama proyek satu ini hanya satu pula, yaitu KETERBUKAAN.

    “Harus transparan ke depannya, sehingga tidak ada lagi yang berminat atau berani bermain di wilayah-wilayah gelap seperti yang terjadi selama ini dengan Freeport. Selama ini semua yang berkaitan dengan Freeport kan tidak pernah jelas.” kata ketua komisi VII DPR Mulyadi. Inilah yang betul, KETERBUKAAN. Dan inilah yang tak ada atau belum mungkin ada di Timur Tengah, di Syria atau Irak, karena politik PENGALIHAN ISU tadi masih berdominasi penuh dan belum bisa dikutik oleh rakyat/publik di Timur Tengah.

    Syukurlah rakyat Indonesia SUDAH MEMAHAMI isu Pengalihan Isu. PENGALIHAN ISU adalah taktik strategi briliant untuk mencapai satu tujuan tanpa diketahui oleh siapapun, seperti tujuan aliran duit berlimpah dengan menguasai sumber minyak Syria dan Irak, atau emas Papua, yang belakangan semakin jelas setelah PENGALIHAN ISU Setnov dan Sudirman Said dari isu perpanjangan kontrak Freeport.

    Hebat memang Indonesia ini sekarang. Bangga kita jadi anak bangsa ini, setelah setengah abad tidur. Bandingkan dengan negeri lain yang sampai sekarangpun masih banyak tidur dari politik PENGALIHAN ISU. Politik PENGALIHAN ISU ini adalah pengalihan perhatian dari DUIT dan SUMBER DUIT. Itu saja RUMUSNYA. Sekarang kita sudah bangun betul dari tidur kita selama setengah abad.

    Teruskan tugas mulia kemanusiaan dunia: MEMBUKA yang gelap! MENARUH DIATAS MEJA.
    Dan ini bisa dilakukan oleh semua, karena semua ada akses ke SUMBER INFORMASI, ke INTERNET dan semua media besar abad ini, MEDIA SOSIAL. Semua jadi jorunalis, dalam citizens journalism, semua jadi reporter.

    Mari memperkuat dan mempercepat perubahan CIVILISASI ini. CIVILISASI KETERBUKAAN dalam era transparansi dan era media besar dunia dengan jumlah reporter terbesar pula.

    Ayo kerja! Mahasiswa dan anak-anak muda bangsa ini, TUNJUKKAN KEPELOPORANMU dimana saja dan kapan saja.

    MUG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.