“Tapi yang disayangkan, mulutnya Syarwan Hamid kayak comberan karena mengatakan bangsa ini di ujung tanduk kepunahan,” ujar Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah Zubir (detiknews Sabtu 30/6].
Wow, . . . ramalan ini sepertinya ada ‘saling hubungan batin’ dengan ramalan ‘Indonesia bubar 2030’. Dua ramalan dari 2 peramal. Ramalan ini bersifat politis karena kedua peramal adalah juga politisi, yang satu Ketum KUM (Koalisi Umat Madani) ciptaan ‘briliant’ Amien Rais, dan yang lain diucapkan oleh Ketum Partai Gerindra.
Karena politis, tentu ada tujuan politiknya. Apa?
Paling dekat dan logis ialah tentu memenangkan partai politik masing-masing dan mengalahkan atau menjatuhkan lawan politiknya. Di sini karena oposisi, jadi sasarannya ialah pemerintahan yang sedang berkuasa, khususnya Presiden Jokowi tentunya.
Bagi Amien/ Syarwan, membesarkan KUMnya dan berhasil sukses jadi Capres nantinya. Bagi Amien sudah terlihat semakin tak mungkin mengandalkan PAN partai yang dia bangun sendiri dengan sukses pada permulaan reformasi. Di masa itu juga dia berhasil jadi Ketua MPR. Malah pihak Gerindra ‘meramalkan’ PAN akan mendukung Capres Prabowo. Tetapi KUM bisa dijamin tentu akan mendukung Pak Amien he he he . . . Dibikin juga memang untuk itu.
Saya jadi teringat juga ramalan yang dari Jayabaya lebih dari 800 tahun lalu dari Abad 12, seperti “Kali ilang kedunge”, sungai kehilangan danaunya. Betul juga, bagaimana sekarang ini perusakan lingkungan akibat keserakahan manusia. Ramalan Jayabaya umumnya mencerahkan apa yang bakal terjadi dan supaya mewaspadai kejadian buruk di masa datang. Artinya, di masa sekarang ini sudah banyak ramalannya yang terjadi betul. Lengkapnya bisa dilihat di SINI.
Ramalan Jayabaya yang lain: “Zaman kalabendu iku koyo-koyo zaman kasukan, zaman kanikmatan donya, nanging zaman iku sebenere zaman ajur lan bubrahing donya.” Zaman kalabendu itu diibaratkan zaman yang menyenangkan, zaman kenikmatan dunia, tetapi zaman itu sebenarnya zaman kehancuran dan berantakannya dunia. Ini dia ramalan briliant. Tepat sekali menggambarkan KONTRADIKSI POKOK DUNIA sekarang ini.
Jayabaya sudah tepat meramalkan dan mengambarkannya pada Abad 12. Menggambarkan dialektika perubahan dan perkembangan dunia dan masyarakat dunia. Perjuangan dua segi bertentangan, kenikmatan kontra kehancuran/ keberantakan. Perjuangan dua segi bertentangan ini sedang dalam proses mencapai puncaknya dalam proses dialektis perkembangan kontradiksi tesis-antitesis-syntesis.
Perjuangan yang sedang akan mencapai puncaknya ini dalam kenyataan di depan mata kita dan yang kita hadapi dan rasakan setiap harinya yaitu perjuangan antara kepentingan nasional kontra kepentingan internasional neolib global (NWO). Kemenangan atau Kehancuran salah satu dari dua kelompok yang bertentangan dan sedang berjuang ini. Perampokan SDA nation-nation dunia, memecah belah dan membunuhi pemimpinnya yang tidak patuh, membodohi rakyatnya dan juga para pemimpinnya dengan brain washing dan mind control 100% yang udah dijalankan lebih dari 250 tahun sejak Revolusi Perancis,terutama sejak Manifesto Komunis Marx.
Perbuatan yang tidak jujur ini bisa berjalan mulus karena media dominan yang ada selama ini sepenuhnya digunakan untuk kepentingan politik NWO (bikin brain washing dan mind control 100%). Belum ada media tandingan seperti setelah dunia memasuki abad internet, aerta bermuculannya media independen dan media sosial milik rakyat banyak. Tanpa internet dan keterbukaan, ‘the game is over, no break through‘ (Jon Rappoport). Artinya, kehancuran kemanusiaan itu (karena dibawah tyrani NWO) tidak terelakkan! It’s over!