Kolom M.U. Ginting: PERTEMUAN MENLU INDONESIA DENGAN MENLU AS

“Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Michael Richard Pompeo (Mike Pompeo) di Washington DC [Sabtu 5/6]. Di sela-sela rangkaian kegiatan di Markas Besar PBB untuk pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB,” demikian diberitakan oleh merdeka.com (Lengkapnya lihat di SINI).

 

Pertemuan antara Menlu RI  dengan Menlu AS diharapkan bisa membantu ‘meloloskan’ pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Selain itu, pertemuan ini adalah bilateral tanpa siapapun yang lain, hanya antara kedua negara. Pembicaraan dalam banyak soal lain, ekonomi dan perdagangan.

Politik ‘bilateral’ Trump berlaku di sini. Indonesia tentu tidak dirugikan dengan ‘politik bilateral’ ini. Malah menguntungkan karena tanpa campur tangan siapapun yang lain, seperti misalnya dalam soal perdagangan, tidak harus dicampuri oleh organisasi free trade international.




Soal lainnya yang juga penting ialah soal terorisme. Seperti diberitakan oleh merdeka.com, “Pada kesempatan itu juga dibahas mengenai penanggulangan terorisme”. Ini sangat menarik karena Pompeo adalah ex Direktur Jendral CIA sebelum jadi Menlu AS. Sedangkan CIA apalagi jenderal direkturnya tentu sangat tahu apa itu terorisme, dibandingkan dengan pengetahuan Menlu-menlu lain di seluruh dunia.

Terorisme kata Prof Chossudovsky begini:

“The so-called war on terrorism is a front to propagate America’s global hegemony and create a New World Order. Terrorism is made in USA, The global war on terrorism is a fabrication, a big lie”.

Pengetahuan Pompeo soal terorisme bukan pengetahuan sembarangan karena jabatannya sebagai ex Direktur Jenderal CIA itu.

Western intelligence services like the CIA and MI-6 serve the bankers, not the taxpayers who pay for them. They are responsible for most terrorism. Politicians and media make this charade possible.“- Henry Makow (Lihat di SINI).

Dengan perbedaan pengetahuan yang sangat menyolok ini tentu pembicaraan tentang terorisme dengan Pompea pastilah sangat lucu atau lelucon belaka he he . . . Atau kedua pihak hanya bersandiwara? Uh, sejauh itu kelihatannya tidaklah, terutama Menlu kita, Bu Retno.

FOTO HEADER: Merdeka.com







Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.