Kolom M.U. Ginting: PLINTAT PLINTUT

plintat plintut
Sebuah adegan dalam penampilan Teater Rakyat SIRULO di Festival Teater Sumatera Utara

M.U. GintingPak Hasto Kristianto (Sekjen PDIP) asyik menuduh Samad berpolitik, tetapi tak disedari bahwa BG juga terlihat berpolitik karena dilibatkan oleh pernyataan-pernyataan Hasto sendiri, seperti bilang kalau BG menggagalkan Pak Samad dalam cita-cita jadi Wakil Presiden. Ini kan politik kontra politik, Pak, keduannya jadi berpolitik. Pie Pak Hasto, opo ora kliru?

”Dalam pertemuan Abraham dengan elite PDIP, menurut keterangan Hasto, Samad selalu menggunakan topi dan masker untuk menutupi wajahnya”. Pernyataan Hasto ini sangat tidak serius walaupun maksudnya hanya untuk meyakinkan publik bagaimana lihainya Samad menyembunyikan perpolitikannya kalau-kalau ada kamera CCTV. Sementara orang tadinya juga memang meminta rekaman ini. Sampai sekarang juga belum muncul adegan masker Pak Samad.

”Tjahjo, yang kini menjabat Mendagri, menganggap wajar jika dirinya bertemu dengan Samad, karena dia bukan merupakan orang yang sedang berkasus di KPK. Menurut Tjahjo, pembicaraan dengan Samad, hanya omong-omong kosong saja,” rilis merdeka.com.


[one_fourth]berarti ada pertemuan, tetapi hanya pembicaraan ’omong kosong[/one_fourth]

Dengan pernyataan Tjahjo (Mendagri dari PDIP) berarti ada pertemuan, tetapi hanya pembicaraan ’omong kosong saja’. Dari situasi politik ketika Pilpres semua juga tahu kalau PDIP/Jokowi sibuk cari pendamping Jokowi supaya bisa dapat suara terbanyak dalam Pilpres. Jadi, masih bisa didiskusikan memang apakah Pak Samad atau PDIP/Jokowi lebih berkepentingan dalam cari Wakil Presiden. Kalau wakilnya dipasang Akil Mochtar tentu kalah.

Dalam soal pembocoran data BG, kata Wakapolri Badrodin Haiti perlu dicari pengkhianatnya, tukang pembocoran data. Data-data polisi tak boleh orang lain tahu katanya. Tetapi dia juga terlihat ada keraguan, dia bilang: “Tentu ada yang harus dilindungi berdasarkan UU, ada hal yang menjadi rahasia jabatan yang itu tidak boleh orang lain tahu. Ada klasifikasi apakah ini rahasia apa ini biasa sehingga ada data apa itu bisa orang lain tahu apa khusus internal Polri.”

Yang jelas data yang dibocorkan ialah rekening gendut BG. Apakah ’rahasia’ atau ini ’data biasa’, tak ada kejelasan konkret dari Badrodin. .

plintat plintut 2Soal lain yang penting ialah sebagai akibat pembocoran data polisi itu, lantas terjadi pergeseran di polisi. Salah satu korbannya ialah Kabareskrim Suhardi Alius di Lemhannaskan. Apakah Alius jadi korban atau sengaja dikorbankan untuk melapangkan jalan bagi penggantinya (Budi Waseso)?

Kalau data rekening gendut patutnya dibocorkan, yang menyimpan malah kriminal atau ’pengkhianat’, kalau rekening gendut itu tak bisa dibuktikan legal. Selain itu, data ’rahasia negara’ pun dibocorkan dan diblejeti kebohongannya (Snowden). Dalam hal ini Pak Badrodin masih meninggalkan satu kakinya di era Orba. Ada UU melindungi ’rahasia jabatan yang tidak boleh orang lain tahu’, katanya. Tetapi manusia sekarang pada asyik membongkari rahasia negara ini setelah Snowden tampil sebagai pahlawan whistle blower. Pejabat tipe Badrodin atau Tedjo masih belum bisa menerima, tak menerima revolusi keterbukaan dan revolusi kontrol publik.

Bahwa KETERBUKAAN dan TRANSPARANSI sekarang ini sudah menjadi aliran deras dunia, belum semua bisa melihatnya. Apalagi untuk melihat bahwa keterbukaan dan transparansi itu adalah alat utama penyelesaian soal apa sajapun, terutama yang menyangkut soal-soal kepentingan masyarakat dan juga politik dan negara.


[one_fourth]Dalam tradisi orang Karo menampi beras[/one_fourth]

Semakin banyak dibicarakan dan didiskusikan di internet oleh orang banyak, semakin bisa dibedakan antara yang tahan uji dan yang tak tahan uji. Dalam tradisi orang Karo menampi beras, semua ’betahna’ (gabah) tersisihkan.

Kasak kusuk internet, diskusi dan kontrol masyarakat masih akan terus dan semakin deras. Cepat atau lambat, ’betahna’ pasti akan mencuat juga.

Kocok terus ! Biar gabah semakin jelas terlihat. Juga, biar semakin banyak orang menyadari bahwa sekarang adalah era revolusi keterbukaan dan revolusi kontrol masyarakat.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.