Kolom M.U. Ginting: SENI DAN MUSIK KARO DI ASIAN GAMES 2018

Laporan Pimred Sora Sirulo (Ita Apulina Tarigan) dari Gelora Bung Karno (GBK) saat Closing Ceremony Asian Games 2018 tentang acara seni dan musik Karo sangat menarik serta memberi semangat cerah dan cemerlang dalam menghargai dan mengembangkan kultur/ budaya suku-suku bangsa negeri Bhinneka Tunggal Ika NKRI.

 

Dalam artikel laporannya terutama soal kultur/ musik Suku Karo (modern maupun klasik), satu suku bangsa dari Sumut, salah satu suku bangsa di Sumatra yang sudah berumur lebih dari 7.000 tahun menurut hasil penggalian Balai Arkeologi (Balar) Aceh-Sumut (2010-2011) di Dataran Tinggi Gayo. Sumbangan dari grup seni musik Budaya Karo dalam upacara itu patutlah mendapat  apresiasi tinggi karena upayanya demi menjaga kebersamaan serta saling mengerti dan menghormati sesama suku bangsa negeri ini demi keutuhan dan kesatuan nation Indonesia.


Kelahiran dan kehidupan satu suku bangsa tidaklah lepas dari kelahiran kultur dan budayanya.

Pastilah juga lahirnya nyanyian, dan kemudian musiknya, dengan berbagai instrumen sederhana dalam mengikuti perubahan dan perkembangan musik Karo. Dari lagu/ musik Nuri-nuri ke Patam-patam, Simulih Karaben ke Mbiring Manggis, dari sedih/ nostalgi ke cepat/ gembira, terlihat introvert Karo bisa bikin perubahan-perubahan positif. Musik dan tradisinya berkembang mengikuti perubahan jaman dan waktu, tetapi tidak meninggalkan hakekat dan keaslian seni budayanya.

Bahwa jiwa dan way of thinking Karo yang interoversi itu telah menjadi dasar kelahiran dan perkembangan musik/ lagu Karo agaknya adalah suatu proses yang logis saja. Umumnya lagu-lagu Karo dan musiknya menggambarkan nostalgi atau renungan yang sedih tidaklah terlepas dari introversinya itu.

Why does sad music make me feel so happy?” kata Susan Cain pengarang buku Quiet Revolution, the power of introverts.

Musik sedih tetapi bikin ‘happy’ . . . wow. Ini tentu kontraversi yang akan susah memahaminya bagi orang-orang extrovert. Sama juga halnya dengan hal-hal kontraversi yang sangat logis saja bagi kaum extrovert, tetapi susah dipahami oleh orang-orang introvert.

Dua tipe kharakter manusia dunia (introvert dan extrovert, CG Jung) masih tetap membagi manusia secara psikologi, dan bahkan ikut membagi satu nation (bangsa) di dunia. Misalnya ada bangsa-bangsa introvert atau extrovert. Begitu juga suku-suku bangsanya dalam wilayah satu nation tertentu. Kita punya contoh yang sangat kita kenal yaitu introvert Karo dengan extrovert Batak (Toba). Secara internasional seperti Swedia, Denmark (introvert) dan Inggris, Perancis (extrovert).

Musik/ lagu Karo yang umumnya bernada minor (mall). Dari segi ini, bisa dikatakan sangat sejajar dengan ackord minor lagu-lagu klasik seperti Chopin. Karena itu, agaknya lagu ‘klasik’ Karo ini jugalah yang telah memenangkan International Fashion Film Festival 2018, pada Juli lalu di La Jolla (San Diego, California). Film Karo ‘Uis Nipes’ jadi pemenang pertama dari segi ‘Best Music’. Film ini bisa dilihat di youtube.

https://www.facebook.com/simsurbakti/videos/10212603776144717/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.