Kolom M.U. Ginting: SIBUK PEMAKZULAN

M.U. GintingPemakzulan, konflik, pertengkaran . . . butuh energi hampir 80-90% yang seharusnya tadinya dimanfaatkan membangun dan mengurus pembangunan, semua jadi terbengkalai. Menteri/ pejabat juga terpengaruh dan lupa memikirkan tugas pembangunan atau terobosan yang sudah pernah dicetuskan. Siapakah yang menginginkan semua ini?

‘Divide and Conquer’  menginginkan perpecahan seperti di Timur Tengah, tetapi tidak berhasil di sini. Yang berhasil ialah menyetop arah yang sudah bagus selama ini dalam pembangunan. Utang ditambah, ekonomi disabot, sama saja dengan bikin adu domba seperti di Timur Tengah, negerinya hancur berantakan, minyaknya dikuras orang luar, rakyatnya perang sesamanya.

Semua sekarang patutnya harus kembali ke arah semula. Nomor duakan semua konflik atau pemakzulan, nomor satukan program semula Kabinet Jokowi. Bukan berarti tidak peduli sama konflik atau pertengkaran, tetapi dinomorduakan.

Program pembangunan yang sudah ada  jangan lupa karena ngurus ‘pemakzulan’. Terlalu enaklah Divide and Congquer itu. Kita lupa ngurus Freeport, yang tadinya mau ditakuti dengan teror Thamrin. Teror tidak berhasil, sekarang dibikin ‘pemakzulan’. Licik sekali taktik orang itu, atau gampang sekali kita dikotakkatik.

pemakzulan-2Tahun 1965 kita disuruh bunuh 3 juta orang sendiri, sim sallabim . . . emas Papua dikuasai langsung, hutan ditebangi, kekayaan alam disedot semua. Sekarang, tidak ada lagi yang mau bunuh 3 juta orang, tetapi suruh sibuk dengan ‘pemakzulan’. Diam-diam tambang dikeruk terus, utang ditambah terus, ekonomi ambruk karena tak ada yang ngurus, semua sibuk dengan pertengkaran dan pemakzulan.

Terorisme sudah bisa kita atasi karena kita tidak takut seperti Hollande yang bikin a state of emergency seluruh Perancis karena takut sama teroris. Perancis yang punya kekuatan militer terkuat di Eropah dan punya bom atom juga, tetapi ketakutan sama teroris yang tak pernah lebih dari belasan orang di Perancis. Memalukan. Karena itu, di Perancis atau negara mana saja di Eropah masih bisa ditakut-takuti dengan terorisme, tetapi tak bisa lagi di Indonesia.

Lantas, di Indonesia Divide and Congquer ini pakai apa? PEMAKZULAN presidennya, demo 411, aktor politik, demo supaya pemerintahan lumpuh, tak ingat lagi Freeport, pembakaran hutan, pencurian ikan, produksi menurun, konsusmsi naik dan import menngkat dalam semua bidang, kan negara kita konsumen terbesar di Asia Tenggara. Utang tambah terus. Ikat leher semakin terasa mencekik.

Siapakah aktor politik yang betul-betul mematikan itu? Divide and Conquer neolib itu. Atau Greed and Power global hegemony model penguasa Freeport, finans besar internasional yang mentuhankan duit seperti disimpulkan oleh Paus Fransiskus belakangan dalam mengeritik habis-habisan terorisme dan bisnis senjata internasional. Paus bilang:

“Behind all this pain, death and destruction there is the stench of what Basil of Caesarea called ‘the dung of the devil’. An unfettered pursuit of money rules. The service of the common good is left behind. Once capital becomes an idol and guides people’s decisions, once greed for money presides over the entire socio-economic system, it ruins society, it condemns and enslaves men and women, it destroys human fraternity, it sets people against one another and, as we clearly see, it even puts at risk our common home.” http://fortune.com/

pemakzulan-3Inilah gambaran sesungguhnya Greed And Power itu. Sangat tepat sekali dilukiskan oleh Paus Fransiskus, luar biasa, sangat persis dan menyeluruh. Itulah watak dan naluri greed and power orang-orang Divide and Conquer internasional, finans besar pemilik kapital besar global, atau neolib. Kekuasaan untuk duit dan duit untuk kekuasaan.

Apakah ini sesuai dengan hati nurani bangsa kita? Sama sekali TIDAK. Tidak ada satupun suku bangsa yang ratusan di Indonesia itu yang punya hati nurani seperti itu. Dan itu sudah begitu sejak ribuan tahun, sejak era purbakala rakyat negeri ini.

Perubahan kita itu dan kejangkitan sifat buruk itu (keserakahan dan kekuasaan) ialah setelah datangnya kolonial barat, dan lebih mencengkramkan kukunya sewaktu era diktator Soeharto yang memang dibangun sejak semula untuk itu dengan menumbangkan Soekarno 1965.




Jokowi adalah pemimpin dan presiden yang sangat menghalangi cita-cita Greed And Power ini. Dan tidak perlu heran kalau ada usaha ‘pemakzulan’ seperti ‘pemakzulan’ Soekarno. Baru dengan demo 411 kita sudah lupa sama Freeport dan utang banyak, produksi merosot.

Dengan gerakan pemakzulan besar-besaran, kita akan lupa segala-galanya. Tetapi jangan lupa bahwa Divide and Conquer itu tidak lupa bikin usahanya, mengeruk dan mengangkut kekayaan kita sambil menyibukkan kita dengan pemakzulan yang kita sangat cintai itu, dan mematikan ekonomi kita.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.