Kolom M.U. Ginting (Swedia): CLIMATE CHANGE 2013

muginting 7
Foto: Rudy C. Pinen

M.U. GintingPertemuan Badan Kerja (The Twelfth Session of Working Group I,  WGI-12) mengenai lingkungan dan perubahan iklim 2013 di Stockholm Swedia (23-26 September 2013) sudah selesai dan berhasil membuat kesimpulan bersama dari dokumen laporan badan IPPC (Intergovernmental Panel on Climat Change). Hadir dalam pertemuan itu 252 perwakilan dari 110 negara. Ada 165 negara yang menjadi anggota IPPC. Indonesia termasuk salah satunya.

Kesimpulan yang terpenting, bahwa perubahan iklim terus menjadi lebih jelek adalah karena perbuatan manusia. 95% korban kematian sebagai akibat perubahan iklim terjadi di negeri-negeri berkembang, karena negeri-negeri inilah yang tertimpa keadaan cuaca yang sangat ekstrim.

Disimpulkan juga, negeri-negeri ini jugalah yang menanggung biaya paling besar dalam menghadapi dan sebagai akibat dari perubahan iklim ini. Meningkatnya keadaan cuaca yang sangat ekstrim dinyatakan sebagai akibat dari perubahan iklim ini.

Dari ketegasan soal sebab dan akibat perubahan iklim, bisa dilihat terjadinya perubahan pikiran manusia, terutama di kalangan ahli-ahli, bahwa manusialah yang bikin ulah perubahan jelek itu. Belasan tahun lalu, banyak pendapat tentang mitos perubahan ini, bahwa perubahan itu bukanlan perbuatan manusia tetapi karena alam berubah, begitu katanya. Ini terutama datang dari ahli-ahli pro kapital besar, merusak alam demi keuntungan besar dan cepat.

Perubahan pikiran ini mungkin juga erat hubungannya dengan perubahan satu abad era extrovert culture (loud mouth and bragging) dalam perusahaan besar yang hanya demi keuntungan besar dalam sekejap, tak pikir masa depan generasi berikutnya, misalnya dengan penggalian (tambang) atau babat hutan. Pikiran ini dalam waktu 5 tahun belakangan beralih ke refleksi yang lebih mendalam dan lebih manusiawi (ciri-ciri introversi).

Tantangan terhadap kesimpulan Working Group Stockholm 2013, bahwa perbuatan manusialah yang menyebabkan perubahan iklim yang buruk itu, sekarang tak terlihat lagi. Perubahan dari dominasi extrovert culture ke era introvert culture sangat besar imbasnya ke perubahan way of thinking (cara pikir) manusia secara umum termasuk juga dalam soal perubahan iklim.

Sikuningen radu megersing siagengen radu mbiring atau Win win Solution Karo kelihatannya dalam perjalanan mendominasi way of thinking dunia abad ini.

muginting 8
Model: Salmen Kembaren (Sanggar Seni Sirulo)

Bahwa perubahan iklim efek gas rumah kaca terbesar adalah dari bahan bakar fosil juga termasuk dalam kesimpulan raport itu. Salah satu usaha yang banyak pengaruhnya mengurangi gas rumah kaca adalah dengan bantuan tanaman/ pohon yang sangat efektif mengubah koldioksida dari udara menjadi oksigen dengan bantuan sinar matahari dalam proses fotosintes.

Gerakan ‘sejuta pohon’ di Indonesia adalah gerakan mulia dan juga tidak susah sekali pelaksanaanya. Telah banyak juga dijalankan. Tetapi masih saja belum sebanding dengan pohon yang ditebangi dalam perusakan hutan-hutan yang masih saja terus berjalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.