Kolom Marx Mahin: KUNTAU MUNDUK

Video di bawah ini membuat aku terlempar ke masa lalu. Saat kampung kami melimpah dengan para pendekar dan guru silat. Saat hutan-hutan lebat di belakang kampung jadi arena tersembunyi untuk latihan silat yang disebut kuntau. Saat itulah kami para remaja belia mendengar tuturan para satria kampung yang telah melewati masa-masa bertarung.

Yang paling tokoh adalah Bue Tinjek.

Semua hormat dan segan kepadanya. Konon badannya sangat ringan, pukulannya pun sangat halus seperti sentuhan ujung jari (tinjek). Ia adalah saudara kandung Salamat Kambe, guru silat tersohor di alur Sungai Katingan.

Ilmu dan kegesitan Bue Tinjek dilanjutkan oleh anaknya Mama Bapa Budi. Ia mengajar pemuda desa untuk menjadi satria.

Ada lagi Bue Gulak. Ia sedikit memiliki murid di kampung tetapi ia banyak mengajak para tentara dan tenaga keamanan. Saya pernah bertemu dengan murid utamanya yang menjadi pelatih senior di Markas Brimob Kelapa Dua. Ia sangat sopan dan hormat kepadaku walaupun aku jauh lebih muda darinya. Hal itu terjadi karena mengetahui aku adalah cucu dari gurunya.

Kuntau munduk adalah salah satu pokok bahasan yang menarik. Ketika mereka yang pernah berguru baik dengan Bue Tinjek dan Bue Salamat Kambe berkumpul, mereka tak sekedar bicara tapi memperagakan. Sayangnya tak ada smartphone seperti masa sekarang ini.

Yang paling mengerikan (mungkin juga menyenangkan) kalau mereka tak lagi munduk (duduk) tapi mendeng (berdiri). Rumah besar kakek menjadi gelanggang para satria silat. Ada yang memperagakan bagaimana menghindari tendangan, jotosan, tebasan mandau, tumbukan tombak hingga meloncat menyentuh atap bubungan yang tinggi sekitar 8 meter.

Semuanya itu ada pada masa lalu. Tak ada lagi pendekar, guru kuntau. Yang ada hanya penari sanggar pada saat lawang sakepeng bergerak cantik, manis, manja dan mengaku sedang KUNTAU. Pada saat itulah hatiku terasa pedih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.