Kolom Melati A. Sitepu: PENDUKUNG JOKOWI

Beberapa orang sering komentar begini di postingan saya, “Melati memang benar-benar pendukung sejati Jokowi ya?” Saya tidak tau maksud di hati mereka dengan mengatakan kalimat itu, tapi saya mencium nada negatif dari kalimatnya. Begini, saya berpikir logis, benar saya mendukung pemerintahan yang sah. Saya mencoba mengikuti pola berpikirnya Jokowi.

Tapi saya mau tanya, apa alasan tidak mendukung Jokowi?

Bahkan Riau, NTB dan Sumatera Barat dimana Jokowi tidak mendapat dukungan pun dibangunnya merata sama dengan daerah lain. Jokowi melihat Indonesia adalah SATU! Beri saya alasan mengapa anda bersemangat sekali ingin menurunkan Jokowi?

Kenapa mau terprovokasi oleh isu-isu yang dihembuskan orang-orang. Padahal belum teruji kebenarannya! PKS dipercaya? Partai yang dikenal dengan korupsi sapi dan Alquran itu yakin bisa dipercaya?

Partai Demokrat dipercaya? Setelah deretan korupsi politisinya tiba-tiba muncul sebagai pahlawan di siang hari yang sangat peduli rakyat?

Partai oposisi sedang “playing victim” mencari simpati masyarakat, membangun pandangan masyarakat seolah pemerintahan sekarang dzolim. Dimana dzolimnya Jokowi? Beritahu saya.

Kalau jauh dari sempurna memang iya, tapi kenapa cepat sekali memberikan penilaian seolah ganti presiden adalah solusi terakhir? Kenapa tidak sabar menunggu 2024 dan membiarkan Jokowi bekerja?

Anda menuduh Jokowi ingin membangun dinasti politik padahal anak dan menantunya malah jadi calon walikota, tapi anda tidak mencium niat SBY mantan presiden yang suka prihatin itu membangun dinasti politik dengan mencalonkan anaknya menjadi presiden di 2024?

Anda tidak mencium gelagat Keluarga Cendana ingin kembali berpolitik? Cara apa saja akan mereka bayar untuk kembali ke panggung politik tanah air! Hati-hati!! Omnibus law, itu 1000 halaman, mencakup banyak hukum bukan hanya hukum perburuhan.

Kenapa berpikir seolah Omnibus Law hanya untuk buruh dan Jokowi sengaja ingin membuat buruh menderita? Palu sudah diketuk oleh Ketua DPR bukan berarti sudah final dan tidak bisa diganggu-gugat.

Partai Demokrat, PKS, organisasi buruh dan mahasiswa bisa memakai jalur hukum yang berlaku. Bukan mengerahkan massa ke jalan dan membuat kekacauan. Kita hidup di 2020 bukan 1998, Jokowi bukan diktator yang perlu digulingkan.

Jokowi hanya ingin memaksimalkan masa bakti 10 tahunnya untuk berbuat sebanyak-banyaknya agar semua daerah dari Sabang hingga Merauke mengalami pembangunan yang merata.

VIDEO{ Penjelasan mengenai istilah Omnibus Law

Berpikirlah dengan logika, demo-demo anarki tidak pernah menyelesaikan masalah, lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya. Bila tidak suka PDIP, tunggu 2024 pilih politisi yang baik dari partai lain. Anda boleh tidak suka dengan Jokowi, tapi selagi beliau bekerja untuk rakyat anda tidak berhak untuk menjegalnya!

Siapa saja yang ikut mengerahkan anaknya yang masih usia sekolah untuk berdemo hari ini, BEM yang mengerahkan mahasiswa untuk berdemo hari ini, serta ketua organisasi buruh yang mengerahkan buruh berdemo hari ini bertanggung jawab atas kerusakan dan kekacauan yang terjadi hari ini.

Berpikirlah 1000 kali sebelum membuat kekacauan di negeri sendiri, biasakan membaca dan mencari informasi terlebih dahulu! Baca lalu pahami! Jadilah manusia Indonesia yang cerdas! Salam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.