Kolom Muhammad Riza: ISLAM NUSANTARA KOK DIRIBUTKAN?

Kalau ada yang tidak setuju dengan Islam Nusantara silahkan saja. Tak masalah jika berbeda pandangan. Biasa itu dalam Islam. Bahkan bermazhab pun kita dilarang fanatik terhadap satu pilihan, demokratis toh Islam itu?

Prinsipnya adalah saling menghargai saja. Jangan seperti kaum absolutisme yang merasa dirinya paling benar, sehingga yang berbeda paham dan pilihan politik pun tak ragu-ragu akan dicap munafik, sesat, bahkan kafir. Malah sampai menolak menshalatkan mayatnya.

KH Mustofa Bisri (Gus Mus) pernah katakan bahwa yang tak paham Islam Nusantara berarti tidak paham ilmu Nahwu. Kalau yang pernah ngaji pasti tahu idhofah (penyandaran) mempunyai berbagai makna, dalam arti mengetahui kata Islam yang disandarkan dengan kata Nusantara.

Karena ketidakpahaman ini maka dianggap tak perlu Islam ditambah label Nusantara. Mengenai label setelah kata Islam ada banyak, seperti Islam Hadhari di Malaysia, Melayu Islam Beraja di Brunei, Islam Terpadu oleh PKS, Islam Berkemajuan oleh Muhammadiyah, dan sebagainya.

Tapi, anehnya, kenapa yang sering diributkan Islam Nusantara, yak?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.