Kolom Muhammad Riza: JANGAN TERKECOH

Umat perlu tahu bedanya mana kalimat tauhid dan mana bendera HTI. Kalimat tauhid tak layak dijadikan ‘tameng’ sebuah bendera seperti simbol HTI. Jangan sembarangan menempatkan kalimat suci tersebut. Justru ini dapat dikatakan sebagai pelecehan sejarah Islam.

Dulu, ar-rayah dan al-liwa jaman Rasulullah Saw tidak ada tulisan apapun.

Andaipun ada tulisannya, maka tulisan khat jaman Rasul dulu beda dengan yang ada di bendera HTI. Jaman Rasul tulisan Al Quran belum ada titik dan khatnya, masih pra Islam yaitu khat kufi.

Jadi, jangan tertipu dengan politisasi kalimat tauhid versi HTI yang mereka katakan sebagai ar-rayah dan al-liwa Rasulullah Saw. Sebab tujuan mereka adalah mengadu-domba umat Islam. Oleh karena itu, hampir semua negara-negara Islam menolak dan membubarkan HT bahkan dianggap organisasi teroris seperti pemerintah Arab Saudi dan Turki.

One thought on “Kolom Muhammad Riza: JANGAN TERKECOH

  1. Artikel bermanfaat untuk mencerahkan.

    “Sebab tujuan mereka adalah mengadu-domba umat Islam.”

    Betul memang, RADIKALISME model HTI, FPI, 411, 212, ISIS, Bokuharam, adalah pengganti (lanjutan) dari alat divide and conquer KOMUNISME yang sudah tidak laku itu. Di Eropah dan AS radikalisme pakai nama lain seperti neo-nazi, nordic-resistence (Skandinavia), dsb. Karena itu pencipta radikalisme adalah sama seperti pencipta marxisme/komunisme yaitu bank kartel internasional NWO. Dunia sudah tahu bahwa komunisme adalah alat pecah belah untuk mendirikan tyrani NWO, bukan untuk menyelamatkan kaum proletar. Orang Indonesia sudah punya pengalaman konkret dalam hal komunisme sebagai alat pecah belah ini. Hanya saja dulu orang kita masih belum mengerti, karena belum ada yang menelanjangi soal komunisme di era ketertutupan abad lalu (abad 20), rahasianya masih sangat ketat tertutupi.
    Sekarang sudah tersebar luas hakekat komunisme itu. Tinggal baca, semua sudah tersedia di internet. Setelah itu menyadari bahwa radikalisme sudah menggantikan komunisme. Radikalisme masih perlu terus dipelajari dan diwaspadai. Dipelajari cara dan taktiknya yang sangat banyak ragamnya dan disesuaikan dengan kesadaran/kultur tiap negeri atau lokasi. Contohnya sebuah keluarga di Surabaya dibrainwash sesuai dengan kesedaran keluarga itu, walaupun butuh biaya dan waktu tetapi berhasil laksanakan tujuannya: Memecah belah dan menakut-nakuti rakyat banyak. Orang yang takut dan bingung gampan dikendalikan: KUASAI. Itulah divide and conquer.

    MUG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.