Kolom Muhammad Riza: MENGAKU NABI

Kiai Said sewaktu masih kuliah di Mekah dulu sering diajak Gus Dur untuk sowan ke kediaman ulama terkemuka di Arab, salah satunya Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki (pada foto diapit Gus Dur dan Kiai Said). Maka NU di bawah kepemimpinan Kiai Said Insya’ Allah akan tetap teguh dalam hal kebangsaan yang begitu kentara kontribusinya, baik di level anak ranting sampai pengurus besar, di tengah berbagai rongrongan ideologi yang ingin menggerogoti Pancasila sebagai dasar negara. 

Hal ini tercermin dalam berbagai kegiatan dan program NU yang selalu mengarusutamakan persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam konteks ini, Kiai Said sangat berpengaruh karena kebijakan PBNU selalu diikuti kepengurusan di bawahnya – termasuk organisasi sayapnya.

Harusnya yang menentang Islam Nusantara kalau berani berdialog langsung dengan Kiai Said agar tabayyun dan paham, begitu pula pemikiran tentang khilafah dan sebagainya. Misalnya dulu, ketika Kiai Said menaklukkan Ahmad Mushadeq – orang yang mengaku sebagai Nabi dan mantan petinggi NII-KW9 di Jakarta sehingga menimbulkan kegaduhan nasional – lewat perdebatan panjang tentang hakikat kenabian (2007).

“Alhamdulillah, doa saya diterima untuk bertemu ulama, tempat saya bermudzakarah (diskusi). Sekarang saya sadar kalau langkah saya selama ini salah,” aku Mushadeq.

Di sisi lain, Kiai Said juga mengakui kehebatan Mushadeq, yang paham dengan asbabun nuzul Al-Qur’an dan asbabul wurud Hadits. Hanya sedikit saja yang kurang pas, dia mengaku Nabi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.