Kolom Nisa Alwis: MAS USTAD

Sosok Ibu Kasur sampai pernah dicetak di prangko. Sebuah penghargaan atas karya-karya besar bersama suaminya, Pak Kasur. Mendidik anak-anak Indonesia lewat bernyanyi sederhana dan ceria. Semua kita pasti familiar dengan lagu-lagu kanak-kanak, diajarkan guru dan juga ibu.

Saya termasuk yang meninabobo balitaku dengan segudang nyanyian itu.

Tumbuh imajinasi luas dan positif. Mengajarkan kata-kata lewat nada yang gembira. Itu sangat istimewa. Torojol weh, Ustad Wahabi! Menuduh dengan ilusinya sendiri.

Di depan para jemaah ia ceramah dengan prasangka lagu Balonku dan Naik ke Puncak Gunung adalah pendangkalan akidah. Ngaco… Ia juga curiga teori Darwin dibuat untuk menjatuhkan Islam. Padahal itu riset ilmiah yang panjang penelusurannya, bukan dalam rangka melawan agama.

Ada-ada aja Mas Ustad. Mindsetnya negatif juga sempit. Lebih disayangkan lagi itu diajarkan ke banyak orang. Pendidikan macam apa? Orang-orang jadinya emesh. Diketawain deh?

Ngomong di mimbar memang mudah, yang berat itu mengecek isinya. Jaman saiki orang pinter-pinter, loh Mas. Kalo gini caranya nanti akan lebih banyak yang curhat: Ko materi pengajian-pengajian mlorot? Bukannya dalem, menyiratkan harapan dan pencerahan. Malah kulit-kulit saja, banyak emosional, bahas soal curiga dan musuh ini itu.

Please deh, bukan jamannya lagi. Apakah seperti itu santapan rohani. Jangan sampai jemaah yang hadir terpaksa mendown-grade akal sehat mereka saat menyimak ceramah Masnya. Lalu besok-besok mereka kapok.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.