Hujan turun mengguyur tenda. Panitia sigap, acara dipindah ke masjid saja. Banyak yang telanjur basah, termasuk saya. Tapi tidak mengapa. Sebentar kemudian baju kering di badan. Lalu melaksanakan tahlil dan doa bersama, sambutan mengenang almarhum Abah, dan ceramah agama.
Selanjutnya makan siang, dan hujan masih belum reda.
Semua berpayung, sambil mengangkat kain sarung. Hari yang basah, namun hangat dengan ramah tamah. Besek-besek sembako sudah disiapkan untuk dibawa warga pulang ke rumah.
Luar biasa rasa peduli dan sinergi para alumni untuk almamaternya. Sudah berhasil merehab satu gedung lama, lalu berfikir lagi apa yang mereka bisa. Tak sekedar datang ziarah ke pusara Abah, tetapi berusaha mengisi banyak celah.
Pesantren ini untuk maju perlu tangan-tangan semua.